Sering Terlambat Dideteksi, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Kanker Darah

Jakarta - Kanker merupakan penyakit dalam yang mematikan dan punya banyak jenis. Pengobatan untuk penyakit ini dilakukan seumur hidup untuk menjaga kualitas hidup pasien tetap dalam kondisi baik.
Salah satu kanker yang berbahaya tapi jarang disadari dan dipahami masyarakat adalah kanker darah alias Multiple Myeloma. Jumlah pasien untuk penyakit ini terus bertambah, dengan 176.404 kasus baru yang dilaporkan setiap tahunnya.
Menurut Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Prof Ikhwan Rinaldi, Multiple Myeloma menjadi ancaman serius karena kasus baru sering terlambat dideteksi sehingga pasien datang sudah dalam stadium lanjut dan kerusakan organ sudah terjadi.
“Penyakit ini menyerang area tubuh di mana sumsum tulang aktif dan menyebabkan kerusakan tulang yang berujung pada patah tulang atau kadar kalsium tinggi dalam darah,” kata Ikhwan dalam Edukasi Media tentang Multiple Myeloma yang digelar Takeda di Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Tulang aktif yang menjadi sasaran serang Multiple Myeloma antara lain tulang belakang, tengkorak, panggul, tulang rusuk, sekitar bahu, dan pinggul.
Oleh karena itu, salah satu gejala yang paling umum dari Multiple Myeloma ini adalah nyeri tulang, terutama di area punggung dan panggul.
Selain itu, pasien juga merasakan beberapa gejala lain, seperti kelelahan akibat anemia, infeksi berulang, masalah ginjal, hiperkalsemia atau kadar kalsium tinggi dalam darah, penurunan berat badan, mudah memar, hingga mati rasa di area kaki.
Diskusi Media dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Darah yang diselenggarakan Takeda. (Urbanasia)
Menurut Ikhwan, komplikasi serius Multiple Myeloma juga terjadi pada ginjal, yang disertai melemahnya sistem imun. Kondisi ini mendorong pasien semakin rentan terhadap berbagai infeksi.
“Sayangnya gejala Multiple Myeloma ini seringnya tidak dikenali sejak awal karena terlalu umum,” imbuh Ikhwan.
Sama seperti penyakit lain, Multiple Myeloma juga punya beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap kanker darah.
Ikhwan menyebutkan, faktor risiko itu antara lain usia lanjut, riwayat keluarga, laki-laki, paparan radiasi atau bahan kimia tertentu, berat badan berlebih, dan riwayat kelainan sel plasma.
Meski begitu, lanjut Ikhwan, saat ini inovasi pengobatan Multiple Myeloma terus berkembang. Pasien bisa mendapatkan terapi baik secara oral maupun infus, mulai dari kemoterapi, kortikosteroid, imunomodulator, hingga targeted therapy.
Berkembangnya inovasi pengobatan ini, lanjut Ikhwan, membuat peluang pasien untuk mempertahankan kualitas hidup semakin besar. Namun ia tetap menekankan pentingnya deteksi dini agar segera dapat tindakan medis yang sesuai.
“Semakin cepat Multiple Myeloma didiagnosis, semakin cepat dapat tatalaksana, maka semakin tepat pengobatan yang diberikan,” pungkasnya.