Skrining Kanker Payudara Gratis Jadi Hadiah Ulang Tahun Mulai 2025
Jakarta - Kanker payudara masih menjadi momok mematikan bagi perempuan Indonesia. Bagaimana tidak, kanker ini menjadi jenis kanker terbanyak kedua di Indonesia, dan salah satu penyebab utama kematian terkait kanker.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Siti Nadia Tarmizi, salah satu penyebabnya adalah keterlambatan penanganan. Pasalnya, hampir 70% penderita datang untuk periksa saat sudah stadium lanjut.
“Oleh karena itu, penanganan kanker menjadi salah satu prioritas Pemerintah dan rencana strategisnya tertuang dalam Rencana Kanker Nasional 2024 - 2034 yang diluncurkan awal Oktober lalu,” kata Siti, Kamis (31/10/2024).
Salah satu yang terobosan yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyediakan skrining kanker payudara gratis.
Menurut Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenkes, Ida Budi Gunadi, Kementerian Kesehatan memiliki program baru yaitu skrining kanker payudara gratis mulai 2025.
Sumber: Konferensi Pers A2KPI. (Urbanasia)
“Per tahun depan, akan dilaksanakan program skrining kanker gratis. Untuk semua kanker, termasuk kanker payudara, setiap hari ulang tahun pasien,” katanya dalam konferensi pers Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara oleh Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan (A2KPI), Kamis.
Menurut Global Cancer Observatory (Globocan) 2022, setiap tahunnya, lebih dari 66.000 wanita Indonesia menerima diagnosis kanker payudara dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, yaitu 30% dari total kasus.
A2KPI juga menyoroti statistik yang memprihatinkan, yaitu lebih dari 48% pasien didiagnosis pada Stadium III dan 20% pada Stadium IV, dan 70% pasien meninggal atau mengalami masalah finansial hanya dalam waktu 12 bulan sejak terdiagnosa.
Ketua Panitia A2KPI, Aryanthi Baramuli Putri mengatakan, pihaknya mendukung komitmen pemerintah terhadap pengendalian kanker melalui Rencana Kanker Nasional 2024 - 2034.
Menurutnya, komitmen baik ini harus segera ditindaklanjuti dengan strategi implementasi yang tertuang dalam rencana aksi nasional khusus kanker payudara disertai rencana pendanaan yang memadai.
“Agar implementasinya bisa optimal, mengingat beban penyakit yang sangat besar,” kata Aryanthi.