Waspada Gangguan Tiroid, Begini Cara Skrining Mandirinya

Jakarta - Salah satu kondisi kesehatan yang sering disepelekan adalah gangguan tiroid. Biasanya, penderita akan menganggap remeh ketika ada benjolan kecil di leher bagian depan, padahal ini bisa jadi warning.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Eka Hospital BSD, dr. Dicky Levenus Tahapary, gangguan tiroid adalah kondisi medis yang mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid, yaitu kelenjar berbentuk kupu-kupu kecil yang terletak di bagian depan leher, tepat di bawah jakun.
Dicky menjelaskan, benjolan yang muncul di leher tepat di bawah jakun itu nggak boleh disepelekan. Pasalnya, benjolan itu bisa saja mengarah pada tumor, meski jenisnya berbeda-beda.
“Semua benjolan itu namanya tumor, ada tumor jinak, tumor ganas, tumor kanker,” kata Dicky saat diskusi dengan awak media di Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).
Ketika menemukan adanya benjolan tiroid, Dicky menganjurkan pasien untuk segera periksa ke rumah sakit. Nantinya dokter terkait akan memeriksa apakah sudah dalam tahap yang perlu tindakan atau cukup dengan terapi obat.
Gangguan pada kelenjar tiroid sendiri diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu hipertiroid dan hipotiroid.
Hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, sementara hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid.
Kedua kondisi ini bisa diketahui secara mandiri dengan menjawab beberapa pertanyaan. Berikut daftar kuesioner untuk Hipotiroid:
- Sering merasa lelah dan mengantuk, kurang berenergi dan berstamina.
- Sering merasa mudah tersinggung dan ingatan lebih buruk dari biasanya.
- Mengalami kram otot dan sering sakit otot.
- Rambut dan kulit terasa kering, pucat dan kuku rapuh.
- Sering merasa dingin, bahkan saat orang lain merasa nyaman.
- Berpikir negatif dan merasa tertekan/depresi.
- Sembelit.
- Merasa sulit menurunkan berat badan.
- Mengalami siklus menstruasi tidak normal.
Jika mengalami 5 dari daftar di atas, maka kemungkinan kamu menderita hipertiroid.
dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, FINASIM. (Urbanasia)
Adapun daftar kuesioner untuk hipertiroid adalah:
- Sering cemas dan mudah tersinggung.
- Tangan dan jari sedikit gemetar.
- Kulit dan rambut semakin tipis, kuku tumbuh lebih cepat dari biasanya.
- Denyut jantung menjadi lebih cepat.
- Mengalami kesulitan tidur.
- Lebih sering berkeringat dari biasanya.
- Sering merasa lemas.
- Semua bagian tubuh terasa berfungsi lebih cepat, termasuk sering buang air dan metabolisme meningkat.
- Berat badan semakin turun, padahal nafsu makan meningkat.
Jika mengalami 5 dari daftar di atas, maka kemungkinan kamu menderita hipertiroid.
Dicky memaparkan, tindakan medis untuk gangguan tiroid bisa dilakukan tanpa bedah, yaitu menggunakan prosedur Ablasi Radiofrekuensi (RFA).
RFA, kata Dicky, dilakukan menggunakan energi panas dari gelombang radiofrekuensi untuk mengecilkan atau menghilangkan benjolan (nodul) tiroid yang jinak. Caranya dengan memasukkan jarum kecil ke dalam nodul tiroid dengan panduan USG (ultrasonografi).
“Ujung jarum akan menghasilkan energi panas yang menghancurkan sel-sel tidak normal pada nodul tanpa merusak jaringan tiroid sehat di sekitarnya,” katanya.
Prosedur RFA bisa dilakukan di Eka Hospital BSD, dan langsung bersama Dokter Dicky Levenus Tahapary yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam, konsultan endoktrin, metabolik, dan diabetes.