URnews

Tak Setuju Pembatasan Jam Malam, dr Tirta: Corona Itu Ada 24 Jam

Itha Prabandhani, Sabtu, 23 Januari 2021 17.09 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tak Setuju Pembatasan Jam Malam, dr Tirta: Corona Itu Ada 24 Jam
Image: Dokter Tirta Mandira Hudhi (@dr.tirta/instagram)

Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali resmi diperpanjang nih, guys. Kebijakan ini semula dijadwalkan berakhir pada 25 Januari 2021. Namun, pemerintah telah mengambil langkah untuk memperpanjang PPKM di Jawa-Bali selama 14 hari, mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021 mendatang.

Perpanjangan kebijakan ini diputuskan oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet dan diumumkan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto, Kamis (21/1/2021).

Nah, terkait dengan kebijakan ini, dokter sekaligus relawan COVID-19 Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa Dokter Tirta, menyatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan pemberlakuan pembatasan jam malam. Menurutnya, aturan tersebut hanya akan menyulitkan rakyat kecil yang mencari nafkah hingga malam hari, misalnya warung makan.

“Saya nggak setuju dengan jam malam. Jam malam itu menghambat orang-orang yang cari makan. Kalau mau nyasar orang yang nongkrong di malam hari, sasar saja tempat hiburan malam, undang ownernya. Nah ini yang terdampak warteg, PKL, rumah makan, dan angkringan,” ucap Tirta dalam talkshow yang digelar Urbanasia secara live di Instagram, Sabtu (23/1/2021).

Lebih lanjut, Tirta mengatakan pemberlakuan jam malam justru dapat menimbulkan persepsi salah di masyarakat yang menganggap bahwa virus Corona hanya muncul pada malam hari.

Corona itu keluarnya 24 jam, nggak cuma malam. Jangan membuat seolah-olah jam malam, sehingga misleading bahwa corona keluarnya malam,” paparnya.

Tirta juga memandang PPKM yang dilakukan pemerintah dinilai kurang efektif untuk menekan laju penyebaran virus. Buktinya, jumlah penderita yang terpapar COVID-19 masih terus bertambah.

Karena itu, Tirta menyarankan agar PPKM lebih difokuskan pada 3 titik, yaitu pusat transportasi seperti terminal, bandara, stasiun, dan pelabuhan, lalu pasar tradisional, serta perkampungan.

“Pasar-pasar yang ada perlu diedukasi. Dikasih sekat dan wastafel. Lalu, di perkampungan, aktifkan kader kesehatan untuk memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat,” tukasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait