Cerita Asmara Abigail Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengiriman Barang

Jakarta - Penipuan online menjadi momok bagi semua orang. Hal ini lantaran modus yang digunakan pelaku semakin beragam seiring dengan perkembangan teknologi digital.
Salah satu modus yang marak digunakan pelaku penipuan online adalah phishing. Dengan modus ini, pelaku melancarkan serangan siber kepada korban agar memberikan data pribadi, informasi keuangan, dan sebagainya.
Pelaku phishing melancarkan aksinya dengan menyamar sebagai entitas terpercaya. Mereka kemudian menghubungi korban melalui email, SMS, panggilan telepon, dan sebagainya.
Pesan yang dikirimkan itu berisi instruksi yang mengarahkan korban untuk menggunakan tautan yang disematkan. Jika diklik, tautan itu akan mengarahkan korban untuk mengisi data pribadi dan keuangan, lalu data itu digunakan pelaku untuk melakukan transaksi ilegal.
Asmara Abigail Jadi Korban Phishing
Mobil logistik J&T Express saat mengantar paket masyarakat. (RJL5)
Semua orang, apapun latar belakang dan profesinya, berpotensi menjadi korban penipuan dengan modus phishing. Baru-baru ini, aktris Indonesia yang sering membintangi film horor, Asmara Abigail pun tak luput dari ‘teror’ phishing.
Pengalaman tak menyenangkan Asmara Abigail saat jadi korban phishing berkedok pengiriman barang ini ia ungkap saat jadi narasumber di YouTube Channel RJL5 - Fajar Aditya episode ‘Asmara Abigail Tinggal di Rumah Mewah Penuh Teror Sampai Hilang 70 Juta dalam Sekejap?!’
Teror phishing ini bermula saat Asmara Abigail mengirimkan sejumlah barang ke lokasi syuting di daerah Sumatera. Ia menggunakan jasa ekspedisi J&T Express yang memang sudah jadi langganan.
Selang beberapa hari, barang yang ia kirimkan itu tak kunjung datang. Namun ia justru mendapat pesan melalui iMessage yang mengaku dari kurir J&T Express.
Baca Juga: 3000 Orang Ramaikan J&T Connect Run 2024
“Pesan itu bilang katanya paket bermasalah, alamatnya rusak, tidak terbaca dengan jelas. Tentu dengan penulisan yang sangat profesional,” kata Asmara dalam konten tersebut.
Asmara melanjutkan, dalam pesan itu ia dipandu untuk klik tautan yang disematkan, dengan tujuan untuk memperbarui alamat. Asmara yang sedang dalam kondisi lelah syuting pun mengikuti instruksi tersebut.
Ia lantas klik tautan, dan mengisi form yang tertera untuk memperbarui alamat pengiriman. Setelah form terisi, Asmara kemudian diarahkan ke halaman berikutnya yang meminta agar ia membayar extra charge sebesar 9 ribu sekian rupiah.
Asmara pun mengikuti instruksi tersebut, dengan harapan agar paket segera sampai. Saat masuk ke halaman pembayaran, ia diminta memasukkan data kartu kredit.
“Ternyata tiap kali aku melakukan pembayaran, keterangannya ‘transaksi gagal’. Aku coba sampai 5x, dan ternyata transaksinya sukses semua. Di situ aku baru tahu, ternyata transaksi menggunakan mata uang Riyal, yang kalau ditotal kerugian yang aku alami sekitar Rp70 Juta. Horor, kan?” lanjutnya.
Sadar jadi korban penipuan online, Asmara lantas menghubungi pihak J&T Express. Bahkan ia dan tim sempat melakukan pertemuan dengan pihak J&T Express.
Dalam pertemuan itu, lanjutnya, pihak J&T Express memberikan penjelasan secara detail mengenai kronologi dan perjalanan paket, lengkap dengan bukti-bukti seperti rekaman CCTV.
“Ternyata si paket emang lagi jalan aja ke tujuan, dan nggak ada nyangkut atau alamat nggak kebaca. Itu semua ternyata kebohongan,” imbuhnya.
Edukasi 3C Cegah Phishing Online
Media Gathering J&T Express 10th Anniversary. (J&T Express)
Pengalaman menjadi korban phishing online ini merupakan pengalaman yang lebih dari horor bagi Asmara Abigail. Ia pun nggak mau pengalaman buruk itu juga dialami oleh orang lain sehingga ada korban berikutnya.
Dari situ, ia bersama J&T Express pun membagikan pengalaman buruk tersebut kepada masyarakat luas. Tak hanya itu, bersama J&T Express, Asmara Abigail juga menggaungkan kampanye untuk mencegah penipuan, yaitu ‘3C: Cek, Curiga, Cancel!’
C pertama adalah cek, yaitu mencari tahu dari siapa informasi yang masuk ke dalam email, SMS, WA, dan sebagainya.
Setelah cek, masuk ke C kedua, yaitu curiga, pastikan apakah informasi itu benar dari instansi yang disebutkan. Kecurigaan harus ditingkatkan jika informasi itu meminta data pribadi atau transfer sejumlah uang.
“Kalau misal sudah keburu klik link, kan masih loading tuh, langsung buru-buru Cancel aja kalau rasanya semuanya sudah nggak benar,” lanjut Asmara.
Dalam kesempatan yang berbeda, Brand Manager J&T Express Herline Septia menjelaskan, kampanye edukatif 3C bersama Asmara Abigail ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar waspada dalam menghadapi bahaya penipuan online berkedok pengiriman.
Herline berharap, kampanye edukatif 3C bisa menguatkan kesadaran masyarakat agar berhati-hati dan kejadian horor yang menimpa Asmara Abigail tidak terulang kepada korban lain.
“Jadi kalau sudah mencurigakan, sudah aneh-aneh, cancel aja, atau langsung laporkan ke J&T,” kata Herline.