URtech

Indonesia Urutan Kelima Jadi Sarang SMS dan Telepon Spam

Shinta Galih, Selasa, 21 Desember 2021 18.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Indonesia Urutan Kelima Jadi Sarang SMS dan Telepon Spam
Image: Ilustrasi menerima telepon. Sumber: Free-Photos/Pixabay

Jakarta - Truecaller merilis laporan terkait maraknya aktivitas telepon spam secara global. Terungkap Indonesia jadi salah satu sarang SMS dan telpon spam di dunia. 

Kendati begitu posisi Indonesia masih lebih baik ketimbang Brasil yang berada di posisi pertama. Kemudian diikuti Peru, Ukraina, India, dan Meksiko.

Indonesia sendiri berada di urutan kelima sebagai negara terbanyak menerima SMS dan telepon spam. Truecaller mencatat ada peningkatan lebih dari dua kali lipat volume panggilan spam dari Januari hingga Oktober 2021. 

Pada Januari, total volume panggilan spam di Indonesia mencapai 12.580.275. Sedangkan selama Oktober 2021, telepon spam meningkat menjadi 25.789.283 panggilan.

“Di Indonesia, sekitar 50% dari semua panggilan masuk yang diterima pengguna Truecaller berasal dari nomor yang tidak tersimpan di kontak telepon mereka.” kata Truecaller.

Truecaller mengklaim berhasil membantu lebih dari 300 juta pengguna di seluruh dunia dalam memblokir dan mengidentifikasi 37,8 miliar panggilan spam. 

Laporan terbaru ini juga menjelaskan trend spam dan penipuan selama satu tahun terakhir, menyajikan beberapa data penting, situasi saat ini, dan prediksi tahun 2022.

Studi ini menunjukkan penipu mengincar target dengan cara yang sangat ilmiah dan tepat sasaran, bahkan dapat menggali detail informasi latar belakang dan catatan keuangan korbannya.

Masalah tersebut diperparah dengan masih sangat sedikit masyarakat Indonesia yang menyadari tindakan penipuan ini - hanya 1 persen dari seluruh panggilan yang diblokir ditandai sebagai penipuan, sementara angka ancaman scam terus tumbuh subur.

"Data kami menunjukkan bahwa orang Indonesia menjadi target penipuan dengan semakin tingginya tingkat teror komunikasi tidak diinginkan, menyebabkan jutaan pengguna smartphone di Indonesia berisiko menjadi korban penipuan," kata Alan Mamedi, CEO dan Co-Founder Truecaller dalam keterangan resmi.
 

--

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait