URtech

Meta Lagi-lagi PHK, Kali Ini Jumlahnya 10.000 Karyawan

Urbanasia, Rabu, 15 Maret 2023 19.24 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Meta Lagi-lagi PHK, Kali Ini Jumlahnya 10.000 Karyawan
Image: Mark Zuckerberg. (Facebook)

Jakarta - Perusahaan induk Facebook dan Instagram, Meta kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Kali ini ada 10 ribu karyawan yang terimbas. 

Informasi tersebut diumumkan langsung CEO Meta Mark Zuckerberg lewat memo yang dikirimkan ke karyawan. Mark mengatakan, PHK ini sebagai proses restrukturisasi hingga akhir tahun 2023.

"Ini akan sangat sulit dan tidak ada jalan lain. Ini berarti harus mengucapkan selamat tinggal kepada kolega yang berbakat dan bersemangat yang telah menjadi bagian dari kesuksesan kami," kata Zuckerberg dikutip Rabu (15/3/2023).

Mark juga menyampaikan apresiasi kepada para karyawan terdampak. Menurutnya, setiap karyawan sudah berdedikasi dan berkontribusi untuk kemajuan Meta. 

Selain itu, Mark juga berjanji memberikan hak-hak kepada para karyawan terdampak sama seperti yang telah diberikan saat badai PHK sebelumnya. 

Tak hanya PHK, Mark juga mengumumkan rencana Meta menutup 5.000 posisi yang masih belum terisi.

“Secara keseluruhan, kami berharap dapat mengurangi ukuran tim kami sekitar 10 ribu orang dan menutup sekitar lima ribu peran terbuka tambahan yang belum kami pekerjakan,” katanya.

Sebelumnya pada November 2022, Meta sempat PHK 11 ribu orang. Dengan total PHK mencapai 21.000 pekerja, Meta membukukan jumlah PHK terbesar di antara perusahaan-perusahaan teknologi lainnya melebihi Amazon yang telah mem-PHK 18.000 pekerja.

Kepada karyawan, Mark saat itu mengaku optimis perusahaan bakal bangkit setelah mengalami penurunan pendapatan yang dramatis. 

Meta sempat mengumumkan bahwa dalam tiga bulan terakhir di tahun 2022 pendapatan turun 4 persen. Pun begitu, keuntungan Meta mencapai lebih dari US$ 23 miliar selama tahun 2022. 

Mark menyebut sulitnya bisnis Meta juga dipengaruhi oleh suku bunga yang lebih tinggi di AS, ketidakstabilan geopolitik global, dan meningkatnya regulasi sebagai beberapa faktor.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait