URnews

Terancam Tutup, Begini Perjalanan & Perjuangan Saung Angklung Udjo

Nivita Saldyni, Senin, 25 Januari 2021 10.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Terancam Tutup, Begini Perjalanan & Perjuangan Saung Angklung Udjo
Image: Pertunjukan di Saung Angklung Udjo. (Dok. Saung Angklung Udjo)

Bandung - Dampak pandemi COVID-19 di berbagai sektor nggak main-main, termasuk pariwisata. Pembatasan kegiatan masyarakat telah membuat jumlah pengunjung di berbagai tempat wisata pun anjlok, termasuk di Saung Angklung Udjo (SAU), Bandung.

Dilansir dari Kampanye Kita Bisa yang dilakukan Yayasan SAU, destinasi wisata yang sering jadi incaran wisatawan saat ke Bandung ini tengah kritis karena sepinya pengunjung selama satu tahun belakangan. 

Mirisnya hal ini membuat 603 orang pengrajin angklung dan kru operasional di SAU terdampak dan kehilangan pekerjaan.

Nah untuk lebih mengenal SAU, berikut Urbanasia rangkum perjalanan dan perjuangan SAU yang kini mencoba bertahan.

1. Berdiri Sejak 1966

Bicara soal SAU, tentu tak lepas dari peran Udjo Ngalagena atau Mang Udjo dan istrinya, Uum Sumiati. Kedua pasangan ini adalah pendiri SAU guys.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Urbanasia dari berbagai sumber, SAU berhasil didirikan oleh kedua pasangan ini pada tahun 1966. Dilansir dari situs resminya, SAU hadir di tengah masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Sunda, khususnya Angklung lewat pendidikan dan pelatihan.

SAU sendiri jadi langganan wisatawan lokal dan mancanegara karena ada banyak hal yang disuguhkan. Mulai dari pertunjukan, pusat kerajinan bambu, sampai workshop untuk alat musik bambu. Nggak heran deh kalau SAU sering disebut paket lengkap untuk wisata edukasi budaya dan edukasi di Kota Bandung.

1611544058-Pengunjung-SAU-IG-angklungudjo.jpgSumber: Penonton pertunjukan angklung di Saung Angklung Udjo. (Instagram @angklungudjo)

2. Jadi Langganan Turis Asing

Dilansir Kompas, promosi yang dilakukan secara mendunia di tahun 1990-an membuat SAU sempat jadi langganan turis mancanegara. Kemudian di awal 2000-an, SAU mulai menarik wisatawan lokal, salah satunya dari sekolah-sekolah.

Alhasil sejak saat itu, nggak sedikit wisatawan lokal yang mampir ke SAU setiap menginjakkan kaki ke Kota Bandung. Bahkan sejak ditinggal Mang Udjo pada 2001, SAU tetap bertahan di tangan anak-anak almarhum hingga saat ini.

3. Mencoba Bertahan di Tengah Pandemi

Dikutip dari postingan Instagram @ilyasmhmmd, SAU saat ini tengah berusaha untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. Bagaimana tidak, SAU yang biasanya mampu mendatangkan 2.000 pengunjung per hari namun kini hanya dikunjungi sekitar 20 orang per minggu.

Berbagai cara juga telah dicoba, salah satunya dengan menggelar pertunjukan virtual. Namun itu pun nggak cukup untuk mempertahankan ratusan pelaku seni tradisional angklung, pengrajin angklung dan kru operasional binaan Saung Angklung Udjo Foundation.

"Ratusan turis yang setiap harinya datang kini tak lagi hadir, aktifitas keseharian kami dalam mempertontokan seni pertunjukan tradisional terhenti total," kata Yayasan SAU dikutip dari situs Kita Bisa, Senin (25/1/2021).

Bahkan beberapa waktu terakhir SAU menjadi perbincangan publik karena kondisinya yang kritis. Namun, apakah SAU akan benar-benar menjadi kenangan di tahun 2021? Kita doakan saja semoga SAU bisa bangkit dan bertahan ya, Urbanreaders.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait