URguide

Tips Cara Jawab Basa-basi saat Silaturahmi dari Psikolog

Nivita Saldyni, Jumat, 21 Mei 2021 21.31 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tips Cara Jawab Basa-basi saat Silaturahmi dari Psikolog
Image: Silaturahmi online. (Freepik)

JakartaLebaran biasanya selalu jadi momen silaturahmi bersama keluarga besar yang tak boleh terlewatkan. Namun terkadang momen langka ini justru jadi menyebalkan karena munculnya pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung perasaan dan malam membuat mood kita buruk selama silaturahmi. Nah kira-kira Urbanreaders masih mengalaminya nggak sih sampai saat ini?

Misalnya kamu yang masih kuliah, pasti ada aja pertanyaan tentang ‘kapan lulus?’, bahkan saat Urbanreaders menjawab sudah lulus, belum tentu berhenti sampai di sana. Biasanya akan ada pertanyaan-pertanyaan lain yang sudah menanti di belakangnya, seperti ‘kerja di mana sekarang?’ atau ‘kapan nikah?’ dan banyak lagi lainnya.

Nah, menurut Ajeng Raviando, Psikolog Teman Hati dan Pulih @The Peak, hal ini bukan terjadi tanpa alasan loh Urbanreaders. Menurutnya hal ini terjadi bukan karena generation gap, melainkan culture atau budaya, loh.

“Kalau menurut pandangan saya sih bukan masalah generation gap ya, tapi lebih ke culture-nya kita. Culture kita, itu hal yang biasa untuk ditanyakan. Jadinya bisa menurun ke generasi berikutnya,” kata Ajeng dalam URlife ‘Basa-basi Menyiksa Hati’ yang disiarkan langsung melalui Instagram Urbanasia, Jumat (21/5/2021) malam.

Oleh sebab, tak menutup kemungkinan pertanyaan yang sama datang dari saudara yang sebaya. Menurut Ajeng, hal ini bisa terjadi karena mereka berpikir bahwa pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang biasa disampaikan ketika kumpul bersama keluarga.

“Ketika om tante kita melakukan itu, bisa jadi sepupu kita melakukan hal yang sama karena mereka berpikir itu pertanyaan yang biasa dilontarkan ketika kita ketemu sama saudara-saudara, sama orang yang lama atau bisa jadi ketemunya setahun sekali tadi. Sehingga masalah culture tadi jadi masalah yang lebih dominan karena mengingat di luar (negeri), mana ada yang nanya ‘mau nikah kapan’, kayanya mau generasi X, Y, atau Z, sama aja kalau di luar (negeri). Jadi kalau saya sih bukan generation gap, tapi culture. Budaya kita yang membiasakan hal tersebut bisa terjadi dan bikin generasi berikutnya menanyakan hal yang sama, si basa-basi yang menyakitkan hati tadi,” jelasnya panjang lebar.

Selain itu, pertanyaan ini juga bisa muncul kalau mereka bingung untuk membuka topik pembicaraan atau karena mereka tidak benar-benar memahami kondisi kita. Untuk itu, Ajeng menyarankan agar kita menyikapinya dengan santai dan tak perlu dimasukkan ke dalam hati. Misalnya saat saudara kamu menanyakan pertanyaan seperti ‘kapan nikah?’, maka kamu bisa menjawabnya dengan ‘belum nih, doain dong’.

Namun kalau setelah dijawab ternyata masih ada pertanyaan-pertanyaan lain yang mengikuti, maka kamu perlu ambil langkah selanjutnya nih Urbanreaders. Berikut tips dari Ajeng!

- Ambil langkah tegas

Saran pertama dari Ajeng adalah dengan ambil sikap lebih tegas. Misalnya menunjukkan respons bahwa kita tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut.

“Misalnya, ‘Tante udah 2021, ayo dong nanyanya yang lain’,” kata Ajeng.

Tapi ingat, jawab pertanyaan tersebut dengan tetap netral. Jangan sampai malah terbawa emosi ya, Urbanreaders.

- Bersikap Proaktif

Cara lain yang bisa kamu lakukan adalah dengan bersikap proaktif. Jadi sebelum saudara melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bakal membuat hatimu terluka, lebih baik kamu yang memulai percakapan.

Tapi ingat, karena kamu tak ingin dibuat sakit hari dengan pertanyaan-pertanyaan ‘basa-basi’ dari saudaramu, maka jangan lakukan hal tersebut kepada mereka. Ajukan pertanyaan pertanyaan general yang membuat komunikasi lebih nyaman. Misalnya dengan menanyakan kesibukannya, atau menanyakan hal-hal lainnya.

- Atur Mindset dan Berusaha Tetap Netral

Nah pertanyaan-pertanyaan itu kadang bisa jadi sangat menyebalkan saat kita malah dicecar dengan pernyataan-pernyataan yang menyinggung perasaan, seperti misalnya dibanding-bandingkan atau lain sebagainya. Nah saat itu terjadi maka kamu harus ingat bahwa mindset kita harus selalu positif, jangan sampai terbawa emosi dan cobalah untuk bersikap netral.

“Sebetulnya banyak pertanyaan yang kadang kala uncertain ya. Berarti memang secara mental, ketika kondisinya memang sering terjadi hal-hal seperti itu maka nomor satu mindset. Mindsetnya bahwa percuma juga kalau kita marah, sayang emosi kita dipakai untuk hal-hal yang jadinya negatif,” kata Ajeng.

“Lebih baik kita tetap berusaha untuk netral, gimana cara menjawab yang tidak menyinggung juga dan pada akhirnya kita akan baik-baik aja. Itu sih yang sebenernya jadi tips and trick-nya menghadapi basa-basi yang menyiksa hati,” tutupnya.
 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait