URnews

Satgas Ungkap soal Lonjakan Kasus COVID-19 Pasca Libur Lebaran

Shelly Lisdya, Rabu, 19 Mei 2021 10.02 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Satgas Ungkap soal Lonjakan Kasus COVID-19 Pasca Libur Lebaran
Image: Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. (Foto: Dok BPMI)

Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, belum ada lonjakan kasus akibat dampak libur Lebaran Idul Fitri 1442 H.

Hal ini dikarenakan, setiap adanya momentum libur panjang, dampak yang ditimbulkan baru dapat dilihat pada pekan kedua hingga ketiga setelahnya. Dan data perkembangan saat ini, belum menunjukkan dampak dari adanya libur dan kegiatan mudik lebaran

Untuk itu, semua pihak diminta tidak terlena meskipun perkembangan pekan lalu pada kasus positif dan kematian menunjukkan penurunanan. 

Wiku pun meminta, bagi masyarakat yang baru saja kembali dari kampung halaman diingatkan agar melakukan karantina mandiri selama 5 x 24 jam sebagai bentuk tanggungjawab terhadap orang-orang di sekitarnya.

"Terutama bagi kantor-kantor yang pegawainya melakukan perjalanan antar batas daerah selama lebaran dan libur Idul Fitri. Agar mewajibkan pegawainya melakukan karantina mandiri sebelum kembali ke kantor," ujar Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (18/6/2021).

Untuk efektifitasnya, seluruh posko desa dan kelurahan diminta memantau masyarakat yang melakukan perjalanan agar melaksanakan karantina mandiri selama 5 x 24 jam. Hal ini perlu menjadi perhatian agar masyarakat dan penanganan di wilayahnya masing-masing berjalan optimal. 

Apabila melihat dari perkembangan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, perlahan berangsur membaik. Perkembangan baik ini, dapat dilihat dari jumlah kasus aktif yang terus menurun setiap harinya hingga mencapai dibawah 90 ribu kasus, atau per 17 Mei 2021 di angka 89.129 kasus dengan persentase 5,1 persen.

Jumlah kasus ini juga dibandingkan dengan kasus aktif dunia di angka 10,9 persen. Sementara pasien sembuh terus bertambah setiap harinya hingga mencapai 1.606.611 orang atau persentasenya 92,1 persen dibandingkan dunia di angka 87,1 persen. Untuk kematian, sebanyak 48.305 kasus atau 2,76 persen dibandingkan dunia 2,1 persen.

Pada perkembangan mingguan berdasarkan data per 16 Mei 2021, pada kasus positif terjadi penurunan kasus 28,4 persen. 

Hanya saja, terdapat lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi mingguan, yakni Jawa Tengah naik 148 (2.591 vs 2.739), Kepulauan Riau naik 57 (932 vs 989), Sumatera Utara naik 38 (536 vs 574), Sulawesi Utara naik 18 (24 vs 42) dan Sulawesi Utara naik 5 (7 vs 12). 

Angka kematian, minggu ini juga mengalami penurunan sebesar 11,1 persen. Ada li.a provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi, yakni Sulawesi Utara naik 24 (3 vs 27), Kalimantan Tengah naik 19 (3 vs 22), Jawa Tengah naik 19 (237 vs 256), Kepulauan Riau naik 13 (14 vs 27) dan Lampung naik 12 (20 vs 32). 

"Kasus positif dan kematian didominasi provinsi di luar pulau Jawa, kecuali satu provinsi yakni Jawa. Provinsi-provinsi ini mengalami kenaikan bahkan sebelum efek libur Idul Fitri dan mudik," jelasnya. 

Sementara pada angka kesembuhan mingguan, menurun 12,5 persen. Namun terdapat lima provinsi dengan kenaikan kesembuhan tertinggi, yaitu Riau naik 1.068 (2.765 vs 3.833), Sulawesi Utara naik 632 (323 vs 955), Jawa Tengah naik 355 (3.888 vs 4.243), Kalimantan Barat naik 308 (553 vs 861) dan Lampung naik 401 (34 vs 435). 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait