URguide

Tips Mendidik Anak Agar Kelak Tak Jadi Pelaku Pelecehan Seksual

Nivita Saldyni, Sabtu, 26 Juni 2021 11.52 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tips Mendidik Anak Agar Kelak Tak Jadi Pelaku Pelecehan Seksual
Image: Anak-anak dan orang tua (Freepik/ake1150sb)

Jakarta – Dian Wisnuwardhani, psikolog sekaligus founder YouTube D’Love Psychologist menyebut bahwa ada banyak faktor seseorang bisa melakukan pelecehan seksual. Mulai dari pendidikan di sekolah, lingkungan sosial, bahkan keluarga dan juga orang tua.

“Kalau bicara pelecehan seksual itu kan banyak faktor yang mempengaruhi,” kata Dian kepada Urbanasia dalam URlife ‘Tindak Tanduk Pelaku Pelecehan Seksual’ di Instagram Live Urbanasia, Jumat (25/6/2021) malam.

“Mungkin waktu di usia-usia di mana dia membutuhkan pengasuhan orang tua, dia pernah melihat kegiatan pelecehan seksual atau mungkin kegiatan seksual yang dilihat secara kasat mata dalam kehidupan dia sehari-hari. Jadi dia sudah terpapar, kemudian dia melihat itu sebagai hal yang biasa untuk dilakukan sehingga akhirnya dia merasa itu bisa dilakukan oleh dirinya juga kepada orang lain,” jelasnya lebih lanjut.

Baca Juga : Kasus COVID-19 Anak Meningkat, Epidemiolog UGM: Senjata Kita Ada di Prokes

Nah agar anak tumbuh jadi pribadi yang baik dan jauh dari tindak pelecehan seksual, maka penting bagi para orang tua memberikan edukasi sejak dini. Bagaimana caranya?

Beri Pendidikan Seksual Sesuai Usianya

Cara pertama yang disarankan Dian untuk Urbanreaders, khususnya para orang tua muda yaitu dengan memberikan pendidkan seksual kepada anak sesuai dengan usianya. Contohnya dengan membiasakan anak untuk mandi terpisah dengan lawan jenis.

“Cara mendidik yang paling utama adalah satu, sebetulnya banyak yang tidak menyadari itu bisa dilakukan, ketika misalnya ada yang mandi kan perempuan terpisah dengan laki-laki. Kemudian ketika dia ganti baju ya kamarnya dikunci. Gak boleh mengintip, gak boleh melihat karena berbeda. Itu dididik dari kecil,” kata Dian.

“Jadi tidak mempertontonkan bagian tubuh manapun begitu keluar dari kamar mandi,” imbuhnya.

Baca Juga : Cocok untuk Anak, Yuk Intip Fitur Huawei MatePad T10 Kids Edition

Kemudian ketika anak sudah mulai beranjak dewasa, maka kenalkan batasan-batasan tertentu yang boleh dilakukan oleh seorang laki-laki kepada perempuan, begitu juga sebaliknya. Misalnya, membiasakan anak laki-laki untuk meminta izin dulu jika ingin memeluk sang ibu atau membiasakan anak perempuan untuk meminta izin sebelum memeluk ayahnya.

“Kita kasih tahu juga,‘Kalau sama teman-teman yang lain adek/kakak jangan main peluk-pelukan kaya gini. Ini kan papah mamah, yang ngurusin kamu di rumah’. Pakai bahasa anak-anak. Nanti makin besar makin mengerti,” kata Dian.

Kenalkan Anak Risiko-risiko yang Muncul dari Caranya Berpakaian

Selain itu, Dian mengatakan bahwa cara berpakaian juga harus didik sejak sedini mungkin. Misalnya anak dibiasakan untuk memakai pakaian yang santun di manapun berada, termasuk di dalam rumah. 

“Pakai celana pendek ya nggak apa-apa, tapi sebagai perempuan ya duduknya yang manis, gitu ya. Nggak yang kelihatan-kelihatan gitu. Nah sebetulnya didikan-didikan yang seperti itu yang ‘paling basic’ bisa kita ajarkan kepada anak kita,” ungkap Dian.

Kita pun boleh memberikan anak kebebasan untuk memilih dan memakai pakaian yang ingin dia gunakan. Namun jangan lupa, kenalkan juga risiko yang mungkin dia akan hadapi jika menggunakan pakaian-pakaian tertentu.

Baca Juga : Mama Muda Wajib Tahu, Ini 5 Pola Asuh Anak yang Baik

“Jadi anak diajarkan untuk tahu, dia punya risiko juga kalau pakai baju yang minim,” kata Dian.

“Hati-hati ya dek nanti kalau sudah besar pakai bajunya juga yang tertutup. Kalau mau pakai baju yang buka-bukaan ya kamu harus yang lebih berani, maksudnya kalau ada orang yang ganggu ya kamu harus tahu apa yang kamu lakukan. Ada risiko-risiko yang bisa kamu hadapi misalnya kamu pakai baju puntung atau celana pendek,” kata Dian mencontohkan.

Mendidik dan Memberikan Contoh yang Baik Kepada Anak

Cara lainnya yang harus dilakukan adalah dengan mendidik sekaligus memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak-anak. Sehingga mereka paham dan bisa membedakan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Seperti misalnya jika di rumah, kita mengajarkan kepada anak laki-laki untuk tidak memberikan reaksi berlebihan ketika melihat saudara perempuannya menggunakan pakaian yang minim.

“Laki-laki diajarkan juga kalau misalnya ada (yang pakai) baju-baju minim gitu ya biasa aja lihatnya. Gak usah overreact yang ‘Ih pahanya kelihatan’. Itu bagian dari tubuh manusia, perempuan tubuhnya seperti ini, laki-laki tubuhnya seperti ini. Itu di rumah orang tua mendidik seperti itu dan di rumah tidak melakukan hal seperti itu. Jadi nggak ada bercanda-bercanda yang sifatnya fisik,” pungkasnya.

 Nah itu dia guys tips-tips mendidik anak agar ia terhindar dari tindakan-tindakan pelecehan seksual di kemudian hari. Semoga bermanfaat, ya!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait