Tips Psikolog Atasi Beda Pendapat dalam Menghadapi COVID-19

Jakarta - Perbedaan pendapat bisa ditemui di mana pun, bahkan di dalam anggota keluarga. Misalnya berbeda pendapat dalam menyikapi atau menghadapi pandemi COVID-19 yang terus merebak di Indonesia belakangan ini.

Dalam satu atap rumah, orang tua dengan anak atau suami-istri, mungkin saja ada perbedaan kepercayaan.

Ada yang percaya dengan COVID-19 sehingga sangat mematuhi protokol kesehatan (prokes), namun ada pula yang tak percaya hingga abai.

Jadi, gimana sih kita seharusnya bersikap terhadap perbedaan terkait COVID-19?

Menurut Psikologi, Tiara Puspita, menghadapi perbedaan terhadap mereka yang tak percaya COVID-19 atau abai prokes adalah dengan memberitahu secara perlahan.

"Kalau (menghadapi mereka yang) overly longgar bisa kita lakukan dengan pelan-pelan saja, ngomongin (ke mereka) nggak harus secara langsung atau gontok-gontokan sampai berantem," kata Tiara dalam URlife yang diselenggarakan Urbanasia pada Jumat (9/7/2021).

Dikatakan Tiara, cara memberitahu secara perlahan misal dengan memberikan informasi terkait orang-orang dekat yang terpapar COVID-19.

"Sebenernya bisa diinfokan, 'oh si ini temanku atau orang kantorku meninggal nih (karena COVID-19)' misalnya atau 'adanya yang sakit (COVID-19) sampai begini (kritis)'," kata Tiara lagi.

Jika cara itu belum berhasil, Tiara juga menyarankan dengan mengingatkan situasi rumah sakit yang hampir penuh di sejumlah provinsi di Indonesia.

"Nggak harus COVID-19 deh kita ke rumah sakit saja nyarinya setengah mati (karena hampir penuh), sakit berat apapun semakin sulit untuk dapatkan bantuan," tutur Tiara.

"Dari akses ke rumah sakit (yang hampir penuh) ini yang membuat kita (mau tidak mau) melakukan protokol kesehatan dengan ketat," tandas Tiara.