URnews

Tren Saling Kirim Hampers Lalu Posting di Media Sosial, Begini Kata Pakar

Nivita Saldyni, Selasa, 26 April 2022 18.57 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tren Saling Kirim Hampers Lalu Posting di Media Sosial, Begini Kata Pakar
Image: Ilustras kirim Hampers. (Pixabay/Bob_Dymt)

Jakarta - Jelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, banyak orang mulai saling berkirim hampers maupun bingkisan. Bahkan saat ini memposting kiriman hampers yang diterima ke media sosial sudah menjadi tren.

Mengamati fenomena tersebut, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital Firman Kurniawan mengatakan sebenarnya budaya kirim hampers atau hadiah maupun upeti dan bentuk lain dari ungkapan perhatian kita terhadap orang lain itu sudah ada sejak lama.

“Jadi sebenarnya hampers atau hadiah atau upeti atau ungkapan perhatian dan sebagainya itu sudah ada sejak suku-suku primitif zaman dahulu, sudah banyak penelitiannya dan menjadi tradisi itu awalnya untuk mengekspresikan rasa terima kasih, turut berbahagia atau mungkin ada kajian yang lebih baru seorang ilmuan Antropologi bernama Marcel Mauss menyebut hadiah itu sebagai potlatch atau investasi,” kata Firman saat dihubungi Urbanasia, Selasa (26/4/22).

“Jadi ketika kita memberikan atau menerima hampers ada makna investasi di situ. Sehingga suatu hari kalau kita menerima hampers itu juga harus membalas kepada yang memberi,” sambungnya.

Walaupun bukan suatu keharusan, namun nampak mulai menjadi kelaziman, bagi seseorang yang menerima hampers untuk membalas pemberian. 

"Jika tidak, maka ada 'hukuman' tidak akan menerima hampers dari orang yang sama di periode berikutnya. Ini mengacu pada makna, hampers sebagai investasi," ujar Firman.

Hampers Jadi Konten di Media Sosial

Nah seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, ada budaya baru yang mengikuti tren saling berkirim hampers ini, yaitu mempertontonkan kiriman hampers yang diterimanya ke media sosial. Hal ini, menurut Firman, membuat adanya pergeseran makna dari budaya saling berkirim hampers.

"Kalau dikaitkan dengan media sosial, pemberian hampers nampak mulai marak seiring pandemi COVID-19 di tahun 2020. Kebijakan social distancing yang menyebabkan orang tak leluasa bertemu, ucapan simpati pada yang tertular virus, atau kunjungan untuk menjenguk digantikan dengan mengirim hampers. Kemudian dengan adanya fasilitas Insta Story rasa terima kasih penerima hampers ditunjukkan lewat unggahan di Insta Story. Relasi ini kemudian berkembang makin luas," ungkap Firman.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait