URtrending

Cerita Penyandang Tunanetra Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cum Laude

Shelly Lisdya, Selasa, 13 Oktober 2020 14.48 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cerita Penyandang Tunanetra Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cum Laude
Image: Moh Anas Kholis saat diwisuda. (Ist)

Malang - Berpredikat Cum Laude, Moh Anas Kholish berhasil menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh gelar doktor, meskipun ia memiliki keterbatasan penglihatan. 

Ya, ia merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Setiap harinya, ia mengaku dibacakan buku oleh sang istri, Siti Rohmah.

"Dulu saya bisa membaca sendiri, kemudian karena saya tunanetra baru istri saya membacakan buku-buku bak didongengkan tentang literasi," ungkapnya.

Kerja keras dan dukungan dari orang-orang terdekatnya pun berbuah manis yang kemudian mengantarkan Anas memperoleh gelar doktornya di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), dengan disertasinya yang berjudul Model Pendidikan Fiqih Berwawasan Toleransi dalam Menyikapi Keragaman Mazhab (Studi Kasus di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo).

Sebelumnya, ia menyusun disertasi sejak 2015 silam sebelum ia menjadi tunanetra pada 2018 kemarin. 

"Jadi, saya sudah menyelesaikan 50 persen. Kemudian saat penglihatan saya terganggu pada 2018 lalu, saya memilih berhenti, tidak mungkin seorang difabel menyelesaikan S3," terangnya.

"Namun, saya tak patah semangat karena dorongan teman-teman, keluarga, istri, anak yang dengan sabar membantu promovendus hingga akhirnya selesai," imbuhnya.

Di era teknologi ini, menurut Anas sangat membantu sekali, sebab, ia dapat mengerjakan melalui Google Document yang bisa secara otomatis mengetik saat ia berbicara. Sementara untuk penguatan literasi ia menggunakan aplikasi eReader Prestigio yang bisa membacakan literasi untuknya.

"Meski ada kekuruangan di Google Document untuk Spellingnya, ya akhirnya memerlukan editor," ungkapnya.

"Alhamdulillah saya bisa lulus di tahun 2020 yang dalam pikiran saya ketika terhalang penglihatan harapan saya untuk menjadi doktor kayaknya sudah tertutup juga. Ternyata Allah memberikan takdir yang berbeda," tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait