URtrending

Kalender 1971 dan 2021 Sama Persis, Benarkah Siklus 50 Tahunan?

Nivita Saldyni, Jumat, 8 Januari 2021 10.33 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kalender 1971 dan 2021 Sama Persis, Benarkah Siklus 50 Tahunan?
Image: Ilustrasi kalender 2023. (Pixabay)

Jakarta - Belum lama ini publik dihebohkan dengan beredarnya foto penanggalan pada kalender tahun 1971 yang sama dengan kalender 2021. Katanya, hal itu bisa terjadi karena sikluk 50 tahun sekali.

Isu pengulangan 50 tahun sekali dalam kalender itu dibagikan oleh pemilik akun Instagram @aqunhiburan pada Sabtu (2/1/2021) lalu. Pemilik akun mengatakan, kesamaan hari dan tanggal hingga berawal dan berakhirnya bulan di tahun 1971 dan 2021 merupakan siklus 50 tahun sekali guys.

"Siklus 50 tahun sekali," tulis akun @aqunhiburan tanpa ada penjelasan lebih lanjut.

Namun ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata pola pengulangan 50 tahun sekali dalam kalender adalah HOAX guys. Mengapa? Yuk simak penjelasan berikut ini :

Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Emanuel Sungging Mumpuni mengatakan bahwa tak pernah ada konsep pola pengulangan 50 tahun sekali, seperti dalam kalender 1971 dan 2021 guys. Pengulangan kalender, kata Sungging, tak selalu terjadi 50 tahun sekali. 

"Proses pengulangannya tidak melulu 50 tahun lalu. Tahun 1971, 1982, 1993, 1999, 2010 itu yang masa lalu, kemudian 2027 di masa depan itu juga akan sama (dengan kalender 2021)," kata Sungging dikutip dari Kompas, Jumat (8/1/2021).

Mengapa hal itu bisa terjadi? Sungging menjelaskan kalender sejatinya hanyalah sistem waktu yang berulang, sama halnya denga hitungan jam. Jadi jika kita menemukan sesuatu yang sama, itu adalah hal yabg wajar dan tak aneh.

Jika dilihat asalnya, kalender Masehi itu ada berdasarkan perhitungan Matahari. Kalau secara astronomi, kata Sungging, kalender satu tahun itu merupakan proses saat Bumi mengelilingi Matahari dalam satu periode edar. 

Namun perlu diketahui bahwa penerapan kalender Masehi itu tak murni berasal dari hitungan aktivitas Bumi dan Matahari pada tata surya ya. Sebab ada campur tangan manusia di dalamnya. 

"Memang dalam proses modern ini, sistem kalender lebih sebagai sistem matematika yang sudah diperhitungkan dengan cermat," jelas Sungging.

Salah satu contohnya adalah pembulatan yang dilakukan dalam Tahun Kabisat. Dalam tahun yang terdiri dari 366 hari itu juga melalui pembulatan matematis loh 

"Tahun kabisat itu juga memang pembulatan matematis karena secara matematis satu tahun itu dihitung sebesar 365,25 hari. Makanya perlu ada pembulatan di tahun kabisat," katanya.

"Kalau tidak, nanti ada pemotongan hari karena hari kalender tidak sesuai lagi kondisi astronomis. Misalnya awal tahun baru biasanya berdekatan dengan perihelion," tutupnya.

Nah, jadi jangan salah lagi ya guys. Ingat, tak ada pola siklus 50 tahun sekali dalam kalender sebab pada kesamaan 100 persen kalender antara tahun satu dan lainnya itu bisa terjadi dan tak melulu 50 tahun.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait