Kemenkes Ikut Sentil Jerome Polin Terkait Konten Parodi Dokter
Jakarta - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik (Karokomyanlik) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, angkat bicara mengenai konten parodi Jerome Polin bareng calon dokter yang menuai kontroversi.
Dalam pernyataannya, Siti mengimbau semua pihak untuk lebih arif dalam menggunakan media sosial. Menurutnya, ada batasan dalam menggunakan media sosial.
"Tentunya kita dalam menggunakan media sosial mempunyai batasan, mungkin kalimat ini bagi sebagian orang tidak masalah, namun bagi sebagian orang tentu ini bisa jadi sensitif," ujar Siti dikutip Urbanasia, Jumat (3/3/2023).
Menurut Siti, seorang konten kreator harus memiliki sensitivitas dalam membuat konten di masyarakat. Hal ini penting agar konten tidak menyinggung perasaan orang lain.
"Bila tidak ada tujuan yang jelas membuat konten seperti itu, maka ini langkah yang tidak tepat dan sensitif, seharusnya tidak dilakukan," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Siti juga mengimbau lembaga pendidikan untuk menggencarkan pembinaan terkait cara beretika di media sosial. Tujuannya agar masalah seperti yang dilakukan Jerome Polin ini tidak terulang.
Adapun konten yang dimaksud memperlihatkan aksi Jerome berjoget mengenakan kostum menyerupai dokter. Ia ditemani dokter koas kembar FK UI Farhan Firmansyah dan Ekida Firmansyah.
Konten viral Jerome lantas dibanjiri hujatan netizen. Pasalnya, mereka dinilai mempermainkan kalimat sensitif ‘Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin’ dalam keterangan video itu.
Konten viral yang diunggah @farhanfirms di Instagram itu akhirnya dihapus setelah panen kritikan dari berbagai pihak.
Sejumlah dokter bahkan menuding konten itu tidak berempati karena kalimat yang tersemat merupakan kalimat ‘sakral’ yang biasa diucapkan dokter kepada keluarga pasien yang tidak tertolong.
Jerome Minta Maaf
Jerome pun akhirnya meminta maaf dan berusaha meluruskan kesalahpahaman dalam konten tersebut.
"Terkait permasalahan tentang konten memakai atribut dokter disertai teks pada video, aku mohon maaf. Waktu itu, kami (aku, Ekida, dan Farhan) selesai shooting konten di youtube, lalu aku diajak untuk bikin konten dance di tiktok," kata Jerome.
Ia mengaku secara sadar melihat kalimat 'sensitif' dalam postingan itu. Namun, kala itu Jerome berpikir bahwa teks itu ditujukan untuk gerakan joget mereka yang tidak kompak.
Sebagai konten kreator sekaligus dokter koas yang terlibat dalam video itu, Farhan dan Ekida pun melakukan hal serupa. Keduanya minta maaf atas kelalaian mereka.
"Saya sebagai pembuat konten tersebut ingin memohon maaf sebesar-besarnya karena telah menimbulkan kesalahpahaman kepada teman-teman semua," tulis Farhan di Instagram.
"Aku turut mohon minta maaf karena kurang mengingatkan dia (Farhan) untuk menggunakan kalimat yang lebih baik dalam membuat konten. Sekali lagi mohon maaf, ini akan jadi pelajaran bagi kami berdua," timpal Ekida.