URtrending

Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Tidak Semua Pintu Stadion Dibuka

Nivita Saldyni, Rabu, 5 Oktober 2022 08.18 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Tidak Semua Pintu Stadion Dibuka
Image: Kondisi pintu 13 Stadion Kanjurujan pascatragedi kericuhan pada 1 Oktober 2022 malam. (Siti Marsitol via Instagram @sejaraharema)

Malang - Bentrok antara suporter dan aparat keamanan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam ajang Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menyebabkan ratusan korban luka dan meninggal dunia. Namun tak sedikit juga suporter yang selamat, salah satunya Budi (nama samaran), warga Kota Malang yang berhasil keluar dalam keadaan sehat tanpa luka apapun.

Kepada Urbanasia, Selasa (4/10/2022), Budi yang saat kejadian berada di tribun satu menceritakan, sebenarnya pertandingan berjalan baik-baik saja tanpa ada kericuhan. Hanya ada psywar dan teriakan kekecewaan yang dilontarkan Aremania (suporter Arema FC) saat tim kesayangannya sempat tertinggal dua skor dari tim lawan pada babak pertama.

“Selama pertandingan, namanya Derby ya tensi pasti tinggi,” kata Budi yang menonton pertandingan bersama tiga saudaranya.

“Jeda pertandingan babak pertama udah mulai turun tensinya, penonton mulai agak tenang. Nah babak kedua, mulai menit 60-an kan tertinggal lagi Arema, 3-2, itu penonton mulai rame lagi. Sampai akhir babak kedua Arema kalah, penonton mulai teriak dan misuh-misuh," sambungnya.

Setelah wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, Budi menuturkan para pemain Persebaya langsung masuk. Sementara pemain Arema FC berjalan ke tengah lapangan, seperti biasa untuk memberikan penghormatan kepada Aremania yang hadir.

“Saat di akhir (pemain Arema FC) kumpul di tengah lapangan biasanya ada nyanyi anthem dari pihak suporter. Selesai nyanyi anthem, ada beberapa suporter masuk dari pintu selatan dan timur. Kalau gak salah ada dua orang masuk, ya mungkin mengungkapkan rasa kecewanya ke pemain. Tapi gak ada niatan rusuh waktu itu, cuma memberi motivasi atau kritik. Terus dari dua orang itu kok tiba-tiba tambah banyak dari pintu selatan dan timur itu. Banyak yang lari sampai kejar pemain, ada yang peluk juga. Sepertinya aparat melihat itu dikira mau rusuh atau mau nyerang pemain," cerita Budi panjang lebar.

Saat itulah, Budi melihat bentrokan mulai terjadi. Aparat terlihat mulai melakukan aksi dorong kepada suporter, bahkan ada yang dipukul pakai tongkat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait