URnews

UGM Temukan Mutasi Virus Corona di Yogyakarta dan Jateng

Nivita Saldyni, Rabu, 2 September 2020 12.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UGM Temukan Mutasi Virus Corona di Yogyakarta dan Jateng
Image: Ilustrasi COVID-19. (Pixabay)

Sleman - Kelompok kerja (Pokja) Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tim berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat SARS-CoV-2 dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hasilnya, tiga dari empat isolat itu mengandung mutasi D614G.

Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., mengatakan sepertiga dari total 92.090 isolat yang mengandung mutasi D614G di dunia, telah terdeteksi di Yogyakarta dan Jateng.

Untuk Urbanreaders ketahui, mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 ini mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi dan telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia. Sementara di Indonesia, telah ada 9 dari 24 isolat yang dipublikasi di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) dan mengandung mutasi D614G.

"Ini sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," kata dr. Gunadi lewat keterangan tertulis dari Humas UGM, Rabu (2/9/2020).

Meski masih jauh dari kata ideal jika dibandingkan dengan data persebaran virus di populasi (epidemiologi), pengembangan vaksin dan/atau terapi COVID-19 di dunia, Gunadi mengatakan bahwa penemuan ini harusnya membuat kita lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan, dan lain sebagainya," pungkasnya.

Namun Gunadi kembali mengatakan bahwa data WGS SARS-CoV-2 milik Indonesia yang dipublikasi di GISAID sangat minim, hanya 24 full-genomes dari 92.090 full-genomes dari seluruh dunia pada 1 September 2020.

Padahal menurutnya data WGS sangat penting untuk mengetahui sebaran virus, termasuk mutasinya di masyarakat, pengembangan vaksin dan/atau terapi COVID-19 di masa yang akan datang, juga berhubungan dengan derajat keparahan pasien COVID-19.

"Sehingga, data WGS dari isolat Indonesia merupakan suatu keharusan dan bentuk kemandirian jati diri bangsa Indonesia," tutupnya.

Sementara itu, dilansir dari Coronavirus Research Center milik Johns Hopkins University & Medicine, diketahui bahwa hingga Rabu (2/9/2020) siang jumlah populasi yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia terdapat 25,662,349 kasus dengan angka kematian 855,578 kasus.

Sedangkan di Indonesia sendiri hingga Selasa (1/9/2020), Satgas COVID-19 Pusat telah melaporkan terdapat 177.571 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dengan 7.505 diantaranya meninggal dunia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait