URstyle

UI dan IPB Temukan Senyawa dalam Jambu Biji untuk Tangkal Covid-19

Nunung Nasikhah, Rabu, 18 Maret 2020 09.43 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UI dan IPB Temukan Senyawa dalam Jambu Biji untuk Tangkal Covid-19
Image: istimewa

Jakarta – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) belum lama ini menjalin kolaborasi bersama untuk mencari formula penangkal penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau Coronavirus Disease (COVID-19).

Kedua kampus ternama di Indonesia ini melakukan penelitian terkait jambu biji yang digadang sebagai kandidat potensial untuk mencegah COVID-19.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa jambu biji memiliki kandungan senyawa yang cukup lengkap untuk menangkal penyebaran COVID-19.

“Dari riset bioinformatika, kandungan dalam jambu biji mampu mencegah atau paling tidak mengurangi virus tersebut,” kata Ari, sebagaimana dikutip dari website resmi Universitas Indonesia (18/3/2020).

Penelitian tersebut menggunakan metode bioinformatika dan memanfaatkan basis data milik Laboratorium Komputasi Biomedik dan Rancangan Obat Fakultas Farmasi UI.

Dengan total basis data sebanyak 1.377 senyawa, senyawa herbal tersebut akan dipetakan dan dikonfirmasi menggunakkan metode pemodelan molekuler untuk dievaluasi aktivitas anti-virusnya.

Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan beberapa golongan senyawa pada jambu biji yang berpotensi untuk menghambat dan mencegah COVID-19.

Golongan senyawa tersebut diantaranya adalah hesperidia, rhamnetin, kaempferol, kuersetin dan myricetin.

Hasil penelitian ini, kata Ari telah disampaikan pada “Seminar dan Workshop Eksplorasi Bahan Herbal Kandidat Potensial Antivirus Corona: Analisis Big Data dan In Silico” yang diselenggarakan pada awal Maret 2020 di Fakultas Kedokteran UI.

Saat ini, pihaknya akan mempersiapkan hasil penelitian ini untuk publikasi internasional dan mencari dukungan dari industri farmasi untuk produksi skala besar.

Meski demikian, Ari mengatakan bahwa belum bisa mengetahui kapan rencana tersebut akan selesai. Hal ini karena temuan tersebut masih membutuhkan percobaan ke binatang dan manusia.

Ari juga menegaskan bahwa hasil penelitian ini membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui komponen yang tepat untuk pengobatan COVID-19.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait