URtrending

UMM Buat 'Safety Chamber' untuk Tekan Potensi Penularan Virus Corona pada Dokter

Nivita Saldyni, Senin, 30 Maret 2020 11.25 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UMM Buat 'Safety Chamber' untuk Tekan Potensi Penularan Virus Corona pada Dokter
Image: Safety chamber buatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) (Humas UMM)

Malang - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) punya inovasi untuk meminimalisir penularan virus corona dari pasien ke dokter yang diberi nama safety chamber nih guys.

Koordinator Tim Tanggap COVID-19 RSU UMM, Thontowi Djauhar mengungkapkan bahwa alat ini dinilai mampu membantu menunjang kinerja para dokter yang menangani pasien COVID-19.

"Saat melakukan pemeriksaan pasien, kadang-kadang pasien bersin atau batuk-batuk. Alat ini dibuat untuk menghindarkan tertularnya tenaga kesehatan saat menyentuh dan mendiagnosa pasien terduga COVID-19," kata Thontowi Djauhari di Malang, Minggu (29/3/2020) seperti dilansir Antara.

Ia mengaku ide membuat safety chamber ini muncul karena adanya kebutuhan tenaga medis untuk menjaga keselamatan dari potensi tertularnya virus corona. Itulah mengapa, tim UMM memberi alat ini nama bilik keselamatan (safety chamber).

Apalagi beberapa waktu lalu sejumlah dokter di beberapa daerah di Indonesia harus menghembuskan napas terakhir karena adanya kemungkinan tertular COVID-19 dari pasien yang ditanganinya.

Nah, bilik keselamatan ini bentuknya cukup sederhana. Alat ini memiliki bentuk kotak dan transparan. Penggunaannya pun cukup mudah, pasien tinggal masuk ke pelindung yang terbuat dari bahan mika ini untuk diketahui gejala yang dirasakannya. Dengan begitu, tenaga medis yang bertugas bisa lebih aman deh saat memeriksa pasien.

"Alat ini tentunya bukan satu-satunya standar keselamatan yang kami pakai. Kami akan tetap menggunakan alat perlindungan diri (APD)," imbuh Thontowi.

Ia pun mengatakan bahwa alat ini masih dalam tahap penyempurnaan. Tapi rencananya safety chamber ini bakal dilengkapi dengan sejumlah fitur pendukung yang semakin efektif meminimalisasi potensi penularan.

Beberapa di antaranya seperti penambahan alat bantu bernapas dan penggunaan lem supaya bilik terhindar dari kebocoran.

Menurut Thontowi, alat buatan civitas akademika UMM ini bakal diproduksi massal untuk membantu sejumlah rumah sakit rujukan pasien COVID-19 dan para tenaga kesehatan.

"Perawatannya mudah, tinggal dibersihkan dengan alkohol atau cukup menggunakan sabun deterjen, karena deterjen lebih efektif membersihkan," ungkap Thontowi.

Untuk itu ia berharap segera ada pihak yang bersedia membantu UMM untuk mengembangkan dan mendanai proyek inovasi kesehatan ini guys.

"Ke depan, jika ada stakeholder yang berminat mendanai alat ini semoga bisa diproduksi secara masal. Kami dengan senang hati membuka pintu kerja sama agar inovasi ini juga bisa dimanfaatkan di banyak rumah sakit," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait