URnews

Unilever Indonesia Ingatkan Peran Pemulung dalam Wujudkan Ekonomi Sirkular

Eronika Dwi, Sabtu, 20 Februari 2021 13.36 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Unilever Indonesia Ingatkan Peran Pemulung dalam Wujudkan Ekonomi Sirkular
Image: Ilustrasi sampah plastik. (Pixabay/nastya_gepp)

Jakarta - Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 pada 21 Februari besok, Unilever Indonesia mengeratkan kolaborasi dengan para pelaku rantai nilai sampah, khususnya para pemulung.

Kolaborasi ini mengingat bahwa para pelaku rantai nilai sampah, selama ini menjadi salah satu tulang punggung terciptanya ekonomi sirkular.

Bekerja sama dengan Perkumpulan Pemulung Indonesia Mandiri (PPIM), Unilever Indonesia mengusung semangat 'MariBerbagiPeran' dalam meningkatkan kualitas hidup serta kapabilitas para pemulung, sehingga dapat terus berkontribusi di dalam rantai nilai pengelolaan sampah.

Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia, Nurdiana Darus mengatakan, Unilever Indonesia terus berkomitmen membantu mengatasi permasalahan plastik mulai dari hulu, tengah hingga hilir rantai bisnisnya.

Apalagi, Nurdiana menyebut, dalam studi terbaru bersama Sustainable Waste Indonesia (SWI) bahwa dari 189.349 ton sampah plastik rata-rata/bulan yang dihasilkan di Pulau Jawa, hanya 11,83% yang dapat dikumpulkan.

Sementara sisanya sebanyak 88,17% berakhir di TPA atau tidak terangkut, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

"Jika dikelola dengan baik, sampah plastik justru dapat memberikan nilai ekonomi, sehingga transisi menuju konsep ekonomi sirkular kini menjadi semakin krusial untuk mengubah permasalahan sampah plastik menjadi peluang menuju pemulihan ekonomi nasional," kata Nurdiana dalam konferensi pers virtual Unilever Indonesia, Kamis (18/2/2021).

1613802670-Ilustrasi-Rantai-Nilai-Sampah.jpegSumber: Ilustrasi Rantai Nilai Sampah. (Foto: Unilever Indonesia)

Menurut Direktorat Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Novrizal Tahar, potensi pengelolaan sampah untuk mendukung perekonomian pun kian terlihat nyata selama pandemi.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, dan limbah merupakan tiga dari tujuh sektor yang masih bertumbuh secara positif, yaitu 6,04%.

Fakta ini merupakan kabar baik bagi pengelolaan sampah di Indonesia karena menggambarkan bahwa bidang pengelolaan sampah adalah sektor usaha yang terus menggeliat.

"Oleh karena itu melalui peringatan HPSN 2021 yang mengusung tema 'Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi', pemerintah mendorong kolaborasi dari seluruh pelaku rantai nilai sampah menuju terciptanya ekonomi sirkular sebagai babak baru pengelolaan sampah di Indonesia," ujar Novrizal.

Disampaikan juga oleh Ketua Kajian Ekonomi Lingkungan, LPEM FEB UI, Alin Halimatussadiah, agar mampu memberikan dampak ekonomi yang nyata, perwujudan ekonomi sirkular harus melibatkan peran dan fungsi setiap pelaku rantai nilai sampah.

Alin menyebut, pemulung memiliki peran sentral yang patut diperhatikan karena merekalah yang berjasa mengumpulkan sampah sebagai bahan baku yang mendukung industri daur ulang.

Untuk itu, Alin menilai, sudah saatnya melekatkan para pemulung ke dalam kesatuan rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih utuh.

Hal ini sejalan dengan hasil studi Unilever Indonesia dan SWI bahwa lebih dari 80% sampah plastik yang terkumpul di Pulau Jawa berasal dari pemulung.

Sedangkan, 20% sisanya berasal dari bank sampah, TPS3R, dan penampung sampah plastik lainnya.

Namun sayangnya, sebagian masyarakat kerap menyematkan stigma negatif kepada pemulung sebagai masalah sosial yang mesti segera diatasi, sehingga kehadiran mereka kerap mendapatkan tentangan.

Dari situ, Unilever Indonesia dan PPIM luncurkan kerjasama baru yang menargetkan 3 ribu pemulung sebagai penerima manfaat dari rangkaian program edukasi dan pemberdayaan masyarakat.

Program edukasi antara lain meliputi: pelatihan literasi keuangan, keterampilan berkomunikasi, hingga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diharapkan dapat menjadi modal dasar bagi para pemulung untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait