URstyle

Varian COVID-19 Omicron Arcturus Ditemukan di Jakarta, Cek Gejalanya!

Urbanasia, Senin, 17 April 2023 10.05 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Varian COVID-19 Omicron Arcturus Ditemukan di Jakarta, Cek Gejalanya!
Image: Image: Ilustrasi COVID-19. (Freepik/ezphoto)

Jakarta - Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap COVID-19. Pasalnya, varian baru yang merupakan subvarian XBB.1.16 atau Omicron Arcturus sudah terdeteksi di Jakarta. 

Terdeteksinya varian baru di Jakarta ini dipastikan oleh Kasie Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama. Menurutnya, gejala yang dominan dari varian baru ini adalah batuk dan demam. 

Menurut Ngabila, masuknya varian baru ini juga membuat jumlah kasus COVID-19 mengalami kenaikan.  

“Adanya varian baru Omicron Arcturus yang sudah terjadi transmisi lokal di Jakarta sejak 27 Maret 2023 lalu, menyebabkan kenaikan kasus positif,” katanya melansir Antara, Senin (17/4/2023).

Ngabila turut membeberkan persentase gejala kasus positif COVID-19 dari semua jenis varian yang dihimpun Dinkes di DKI Jakarta periode 19 Maret-14 April 2023.

Hasilnya, gejala batuk dialami oleh 34 persen pasien yang dirawat di rumah sakit, kemudian demam 18 persen, nyeri tenggorokan 14,8 persen, dan sakit kepala 11,2 persen.

Ada pula gejala lain yang juga dirasakan pasien yaitu nyeri otot enam persen, malase 5,6 persen, nyeri abdomen dua persen, mual muntah 1,6 persen, menggigil 1,6 persen, sesak 1,6 persen, diare 1,6 persen, anosmia 1,2 persen, ageusia 0,8 persen.

Meski gejala-gejala yang diderita oleh pasien masih termasuk ringan, tetapi Ngabila meminta masyarakat untuk segera vaksinasi booster agar imunitas tubuh tetap terjaga.

Imbauan tersebut dikeluarkan mengingat DKI Jakarta saat ini sedang mengalami keterbatasan jumlah vaksin COVID-19. Misalnya seperti stok vaksin Pfizer yang kini tinggal sekitar 5.172 dosis di Jakarta.

Oleh karena itu, dengan stok vaksin yang tersisa Ngabila meminta masyarakat agar segera menghabiskannya dengan datang ke sentra vaksinasi terdekat seperti puskesmas karena pemberian vaksin sampai saat ini masih tidak dipungut biaya apapun.

“Sebaiknya masyarakat berpikir untuk mencegah sakit dengan lebih disiplin dalam mendapatkan vaksinasi, bermasker terutama jika sedang sakit, bertemu dengan orang sakit, atau berada di transportasi publik,” katanya.

Lebih lanjut Ngabila mengatakan bahwa dalam dua sampai empat pekan ke depan pihaknya akan dengan ketat memantau perkembangan pandemi COVID-19 di Jakarta.

“Masyarakat jangan panik karena walau ada kenaikan kasus, kondisi di Jakarta sangat terkendali karena tidak disertai kenaikan angka perawatan di rumah sakit dan kematian,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait