URtrending

Waduh! Pelantikan Pengawas dan Kepala SMA di Jatim Tambah Kluster COVID-19

Nivita Saldyni, Rabu, 3 Juni 2020 19.57 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Waduh! Pelantikan Pengawas dan Kepala SMA di Jatim Tambah Kluster COVID-19
Image: Sejumlah kepala sekolah dan pengawas SMA di Tulungagung usai jalani tes cepat COVID-19 di Puskesmas Beji, Tulungagung, Selasa (2/6/2020). (ANTARA)

Surabaya - Pelantikan kepala dan pengawas sekolah menengah atas (SMA) se-Jawa Timur yang digelar 20 Mei 2020 di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) diduga telah menjadi klaster penularan COVID-19 baru di Jatim.

Hal ini semakin kuat setelah ada dua peserta yang diduga terinfeksi COVID-19. Sebelumnya, kabar ini mencuat setelah tersebar di internet bahwa peserta kegiatan tak mematuhi protokol kesehatan.

Hal ini diperparah dengan didapatkan dua peserta pelantikan asal Mojokerto yang diduga tertular COVID-19. Satu orang di antaranya dengan KTP Jombang bahkan telah meninggal dunia, sementara lainnya masih dirawat di RSUD Kota Mojokerto.

Menanggapi isu tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi membenarkan adanya pengawas dalam acara itu yang meninggal dunia. Namun pihaknya belum bisa memastikan apakah keduanya positif COVID-19 atau tidak.

"Kami masih belum bisa memastikan. Penyebab meninggal dunianya masih dicari, apakah karena COVID-19 atau sakit lambung," katanya, Selasa (2/6/2020) malam, seperti dikutip dari Antara.

Untuk memastikan hal ini, maka seluruh peserta pelantikan pengawas dan kepala sekolah itu telah diminta melakukan rapid test.

"Semua pengawas yang mengikuti pelantikan sudah diminta melakukan rapid test," pungkasnya.

Ia pun membantah adanya dugaan pelanggaran protokol kesehatan oleh peserta seperti yang tersebar di internet. Menurutnya, pelantikan yang diikuti oleh 240 orang yang dibagi dalam empat gelombang itu sudah dilaksanakan sesuai protokol kesehatan yang ketat. 

Hal sama juga disampaikan oleh Kepala BKD Jatim Nurcholis. Ia menyebut acara berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan melewati empat tahap sebelum masuk ruangan.

"Pertama melewati bilik sterilisasi, lalu cuci tangan dengan air mengalir dan disiapkan 15 unit keran air serta sabun, pemeriksaan suhu tubuh, dan ditambah penggunaan cairan pembersih tangan sebelum masuk aula," katanya.

Sementara itu Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan pihaknya akan segera melakukan tracing terhadap peserta pelantikan tersebut.

"Ibu Wali Kota (Tri Rismaharini) kan gencar melakukan tracing. Ketika ada pemberitaan dan video viral di media sosial, ditambah ada pemberitaan di media yang mana di situ diduga ada pelanggaran protokol kesehatan, maka kita mau tanyakan siapa saja yang terlibat," kata Irvan di Surabaya, Rabu (3/6/2020).

Ia pun mengaku pihaknya telah meminta data peserta pelantikan ini kepada BKD dan Dinas Pendidikan Jatim lewat surat bernomor 420/4479/436.8.4/2020 tertanggal 2 Juni 2020. Menurutnya, ini menjadi upaya bersama untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

"Ini lokasi acaranya di Kota Surabaya. Maka kami telah meminta data itu (peserta pelantikan) untuk kepentingan tracing dan langkah antisipasi," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait