URtrending

WHO Tak Sarankan Orang dengan Gejala Virus Corona Minum Ibuprofen

Ken Yunita, Rabu, 18 Maret 2020 14.31 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
WHO Tak Sarankan Orang dengan Gejala Virus Corona Minum Ibuprofen
Image: istimewa

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan mereka yang mengalami gejala terjangkit virus corona COVID-19 meminum obat dengan kandungan ibuprofen. Obat itu disebut justru bisa memperburuk efek virus.

Anjuran ini dibuat setelah WHO merujuk pada peringatan Menteri Kesehatan Prancis Oliver Veran yang menyebut obat antiinflamasi seperti ibuprofen bisa memperburuk efek virus. Pernyataan itu ditulisnya dalam jurnal medis The Lancet.

Juru bicara WHO, Chrisitian Lindmeir mengatakan pihaknya akan menyelidiki untuk memberikan panduan lebih lanjut dan memberikan rekomendasi yang sama.

"Sementara itu, kami merekomendasikan penggunaan paracetamol dan jangan menggunakan ibuprofen sebagai pengobatan sendiri. Itu penting," katanya dikutip dari Science Alert.

Kalaupun harus mengonsumsi ibuprofen, WHO pun merekomendasikan agar penggunaannya tetap diawasi oleh dokter. Dan meski parasetamol untuk meredakan demam lebih dianjurkan, penggunaannya pun harus sesuai dosis yang disarakankan.

Terkait ibuprofen, otoritas kesehatan Prancis telah membunyikan peringatan atas komplikasi yang serius terkait penggunaan ibuprofen dengan merek Nurofen dan Advil.

Juru bicara perusahaan farmasi Inggris, Reckitt Benckiser, yang memproduksi Nurofen telah menanggapi soal ini.

Mereka menyadari adanya kekhawatiran yang timbul atas penggunaan produk antiinflamasi non-steroid, termasuk ibuprofen, untuk mengurangi gejala COVID-19. Namun ia menegaskan bahwa keselamatan konsumen adalah prioritas.

“Ibuprofen adalah obat yang telah digunakan dengan standar yang aman sebagai pereda demam, penghilang rasa sakit dan pereda nyeri, selama lebih dari 30 tahun," tulisnya.

Saat ini mereka belum melihat adanya keterkaitan antara penggunaan ibuprofen yang dijual bebas dengan peningkatan kasus COVID-19. Meski demikian, pihaknya telah berkomunikasi dengan WHO dan badan obat-obatan Eropa yntuk memberikan informasi dalam konsumsi produk mereka.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait