URtainment

WWF Indonesia Ajak Masyarakat Lestarikan Hiu Lewat Kampanye 'Save Our Sharks #SOSharks'

Eronika Dwi, Kamis, 14 Mei 2020 13.09 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
WWF Indonesia Ajak Masyarakat Lestarikan Hiu Lewat Kampanye 'Save Our Sharks #SOSharks'
Image: Hiu (WWF Indonesia)

Jakarta - Pada Selasa, (12/5) kemarin, WWF-Indonesia meluncurkan sosharks.wwf.id sebagai situs kampanye Save Our Sharks (“#SOSharks”). Adanya situs ini untuk mengajak publik, penyedia jasa pariwisata, dan pelaku industri hidangan laut agar menghentikan perdagangan dan konsumsi hiu.

Kampanye #SOSharks digagas WWF-Indonesia dari kepedulian kelompok masyarakat dan beberapa organisasi masyarakat madani.

#SOSharks diinisiasi pertama kali pada tahun 2013 sebagai respon atas fakta ironi, yaitu sering dijumpainya produk dengan bahan baku hiu yang tidak diketahui asal usulnya, serta tingginya permintaan konsumsi sirip hiu di Jakarta yang mencapai 2 ton per tahun.

Melalui situs sosharks.wwf.id, masyarakat bisa menunjukkan komitmennya dengan menandatangani pledge dan menjadi “Shark Buddies” yang terlibat langsung dalam upaya monitoring konsumsi hiu di Indonesia, serta mengetahui langsung pelaku usaha yang bebas dari bahan baku hiu.

"Saat ini lebih dari 50% spesies hiu sudah masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature’s (IUCN) dan beberapa di antaranya masuk kategori terancam punah (critically endangered), yang artinya tinggal selangkah lagi menuju kepunahan," jelas Direktur Kelautan dan Perikanan, WWF-Indonesia, Dr. Imam Musthofa Zainudin, yang dikutip dari keterangan resmi, Kamis (14/5).

Menurut Imam, dengan tidak mengonsumsi hiu, maka kita memberikan ruang dan waktu pada hiu untuk pulih dan menjadi penyeimbang ekosistem laut, yang pada gilirannya membantu kelangsungan ketahanan pangan dari sektor perikanan kita.

Sepakat dengan Imam, Business Development Manager Bandar Djakarta Group, Shandra Januar menuturkan bahwa usahanya telah berhenti menjual dan menyajikan hidangan hiu sejak tahun 2014 karena menyadari ancaman serius dari konsumsi sirip hiu terhadap ekosistem laut.

"Kami juga aktif mengajak pelaku usaha lain untuk segera mengambil langkah serupa demi kelestarian lingkungan dan juga menghindari risiko reputasi perusahaan akibat praktik usaha yang tidak bersahabat dengan alam dan lingkungan," jelas Shandra.

Diketahui, hiu adalah salah satu spesies yang populasinya terancam punah. Sebagai predator teratas, hiu mengontrol populasi hewan laut dalam rantai makanan di alam.

Populasi hiu yang sehat dan beragam berperan penting untuk menyeimbangkan ekosistem laut, termasuk menjaga kelimpahan ikan-ikan bernilai ekonomi dan bernutrisi tinggi yang kita konsumsi.

Berdasarkan Laporan TRAFFIC (www.traffic.org) pada tahun 2019, Indonesia masih menjadi negara penangkap hiu terbesar di dunia (2007-2017).

Penangkapan besar-besaran ini diakibatkan oleh tingginya permintaan pasar terhadap produk hiu, sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan rantai makanan dalam ekosistem laut yang berdampak negatif bagi ketahanan pangan Indonesia sekarang dan di masa mendatang.

Maka dari situ, WWF akan terus mendukung segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan semua pihak untuk melakukan berbagai upaya konservasi hiu.

Salah satu upayanya adalah stop konsumsi produk hiu sementara hingga pulihnya populasi adalah bentuk dukungan dan wujud tanggung jawab dari produsen dan konsumen demi lestarinya ekosistem laut dan tersedianya bahan baku hidangan laut untuk seterusnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait