URstyle

Yuk, Simak Mitos dan Fakta Seputar Olahraga saat Masa Pandemi!

Anisa Kurniasih, Minggu, 26 Juli 2020 12.37 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Yuk, Simak Mitos dan Fakta Seputar Olahraga saat Masa Pandemi!
Image: Ilustrasi. (Pixabay)

Jakarta - Selama masa pandemi COVID-19, olahraga menjadi salah satu cara untuk menjaga data tahan tubuh dan menguatkan imunitas.

Nah, tetapi ada beberapa pandangan beragam nih di masyarakat soal cara berolahraga yang benar agar aman dari virus. 

Namun, apakah pernyataan itu bisa dipastikan benar? Pastinya ada ebagian masyarakat yang percaya namun juga tidak.

Nah, biar nggak bingung, dr Michael Triangto, SpKO, spesialis kedokteran olahraga yang juga direktur Slim & Health Sports Center Jakarta menjelaskan secara rinci nih mitos dan fakta olahraga yang beredar tersebut. Yuk, disimak!

1. Olahraga di saat pandemi COVID-19 aman jika dilakukan di dalam rumah 

1587657017-tetap-berolahraga.jpgSumber: Pixabay

Untuk mencegah penularan COVID-19, Pemerintah menganjurkan agar sebaiknya berada di dalam rumah dan hal yang sama juga pada saat berolahraga. 

“American College of Sports Medicine (ACSM) merekomendasikan agar menhindari tempat umum dan jaga jarak yang sejalan dengan anjuran dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) untuk tetap beraktivitas fisik di rumah agar kita dapat menekan resiko penularan serendah mungkin,” ujar Michael.

Nah, dengan demikian pernyataan di atas adalah fakta ya guys.

2. Berolahraga dengan menggunakan masker akan mengganggu kesehatan

Seperti diketahui, tubuh dapat terinfeksi COVID-19 melalui cara inhalasi sehingga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan penggunaan masker akan bertindak sebagai barrier antara udara luar dan hidung maupun mulut yang akan menyaring udara sampai dengan 90% dan sama sekali tidak menghentikan aliran udara pernafasan. 

Dengan demikian guys, penggunaan masker tidak akan mengganggu pernafasan termasuk juga saat berolahraga dengan intensitas ringan sampai dengan sedang karena disaat itu tubuh tidak membutuhkan udara pernafasan dalam jumlah banyak. 

“Kalaupun ada rasa tidak nyaman tentunya dapat teratasi setelah penggunaan secara teratur tubuh akan terbiasa dalam menggunakannya,” ungkap Michael.

Selain itu penggunaan masker yang tepat dengan cara yang benar adalah bentuk tanggung jawab sosial kita untuk tidak terinfeksi dan menginfeksi orang lain yang berdampak pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara yang kita cintai ini.

Jadi, pernyataan kedua yang beredar di masyarakat itu adalah mitos ya, Urbanreaders.

3. Ikut CFD aman karena kita berada di udara terbuka sehingga tidak memungkinkan tertular COVID-19

1593056315-warga-berolahraga-pandemi.jpgSumber: Warga berolahraga saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (14/6/2020) (Antara)

Udara terbuka di zona hijau memiliki resiko yang lebih kecil untuk terinfeksi virus COVID-19. Namun, bila udara terbuka yang dimaksud adalah acara car free day dimana penuh dengan masyarakat yang bergerombol tentunya  kita akan sulit untuk menjaga jarak.

“Resiko juga akan bertambah jika masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditentukan misalnya tidak menggunakan masker, yang jelas akan memudahkan untuk terinfeksi COVID-19,” jelas Michael.

Dengan demikian, poin ketiga itu adalah mitos ya, guys. Kita tetap harus waspada dan jaga jarak dalam kerumunan.

4. Olahraga ringan sampai dengan sedang dapat menghindarkan kita terkena COVID-19

Olahraga berintensitas ringan sampai dengan sedang tidak akan memaksakan tubuh kita untuk melakukan latihan yang berlebihan dan melampaui batas-batas kemampuan tubuh.

Sehingga, akan mampu meningkatkan kesehatan dan juga daya tahan tubuh dari kemungkinan terinfeksi COVID-19.

Dengan demikian pernyataan di atas adalah fakta.

5. Berolahraga berat di gym akan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan baik untuk mencegah COVID-19

1595410244-olahraga.jpgSumber: null

Bila olahraga berintensitas ringan sampai dengan sedang akan dapat meningkatkan kesehatan kita. Namun, jika olahraga tersebut terus ditingkatkan intensitas latihannya sehingga menjadi berat malah akan menurunkan intensitas tubuh sehingga akan lebih memungkinkan untuk terinfeksi virus COVID-19. 

“Selain itu bilamana kebersihan peralatan yang dipakai bersama tidak dapat dijaga dengan baik maka hal tersebut juga akan mempermudah penularan dari satu orang ke orang lain,” kata Michael.

Jadi, pernyataan di atas adalah mitos ya, Urbanreaders.

6. Minum air yang cukup secara teratur saat berolahraga dapat membantu menghindari COVID-19

Pada saat berolahraga, tentunya tubuh akan kehilangan cairan dan hal ini harus segera diatasi dengan melakukan minum air secara cukup dan teratur. 

Zika hal tersebut tidak dilakukan maka tentunya tubuh mengalami dehidrasi dan akan mengganggu kesehatan yang pada akhirnya memudahkan tubuh untuk menjadi sakit dan tak tertutup kemungkinan untuk terinfeksi virus COVID-19.

Nah, dokter Michael menyatakan kalau hal tersebut adalah fakta.

7. Setelah berolahraga di luar rumah sebaiknya segera mandi dan berganti pakaian untuk menghindari penularan COVID-19

1594462566-jangan-mandi-terlalu-lama.jpgSumber: Freepik

Pada saat kita berolahraga di tempat umum, meskipun kita menjalankan protokol kesehatan namun tetap saja akan membuat diri kita berada di dalam situasi yang tidak pasti. 

Kita tidak dapat meyakini diri kita selama berolahraga di luar itu tidak terkontaminasi virus COVID-19. Tentunya, kita juga tidak berharap membawa pulang penyakit apapun ke dalam lingkungan keluarga kita di rumah. 

“Oleh sebab itu sangatlah beralasan jika sesampainya kita di rumah maka kita wajib langsung membersihkan tubuh kita dengan mandi dan mengganti pakaian yang bersih. Dengan senantiasa menjaga kebersihan diri, kita berharap untuk terhindar dari penularan Covid-19,” ungkapnya.

Berdasarkan alasan tersebut, maka pernyataan di atas adalah fakta

8. Berenang itu sama dengan mandi sehingga baik untuk mencegah COVID-19

Menurut Michael, mandi adalah salah satu cara untuk menghindari diri kita dari kemungkinan terinfeksi COVID-19, maka tidak jarang ada yang berharap ‘mandi’ di kolam renang dapat membersihkan diri yang dilakukan bersamaan dengan berolahraga. 

Nah, kalau berenang tersebut dilakukan di kolam renang pribadi dan dijamin tidak ada orang lain yang menggunakan kolam tersebut yang terinfeksi COVID-19, maka resiko mengalami penularan menjadi rendah. 

Namun bila hal tersebut dilakukan di kolam renang umum dan terlebih lagi jika tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik maka resiko terinfeksi menjadi besar.

Dengan demikian pernyataan di atas adalah mitos atau tidak benar.

9. Penggunaan kalung eucalyptus dapat menghindari penggunanya dari COVID-19

1594353362-eucalyptus---antivirus.JPGSumber: Inovasi produk eucalyptus dari Kementerian Pertanian (Sumber : Balitbangtan Kementan)

Minyak eucalyptus memiliki manfaat untuk mengurangi gejala-gejala influenza, hidung tersumbat dan juga sebagai anti radang. COVID-19 juga memiliki gejala mirip dengan influenza, sumbatan saluran pernafasan berat yang tentunya sangat berbeda dari flu pada umumnya. 

“Minyak eucalyptus mungkin dapat membantu meringankan gejala yang ada pada COVID-19 namun tidak untuk mencegah ataupun menyembuhkannya,” ujr Michael

Jadi,  pernyataan di atas adalah miitos

10. Bersepeda merupakan olahraga paling aman selama Pandemi COVID-19

Bersepeda adalah jenis olahraga yang ramah lingkungan, dapat meningkatkan kesehatan dan membantu mengatasi penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, kolesterol darah yang tinggi bahkan juga baik bagi yang memiliki gangguan jantung yang telah terkontrol. 

Jika dikatakan paling aman tentunya harus mematuhi protokol kesehatan sebagai mana telah ditentukan oleh PDSKO yaitu saat bersepeda keluar rumah harus dalam keadaan sehat, bersepeda sendiri ataupun dengan keluarga serumah dan juga memilih daerah yang dilewati yang tergolong dalam zona hijau. 

“Bila bersepeda tanpa menggunakan masker secara benar, dilakukan bersama dengan orang yang tak dikenal, kelompok pesepeda tersebut berjumlah lebih dari lima orang dan tidak menjaga jarak dari satu pesepeda dengan pesepeda lain sejauh 20 meter atau lebih maka resiko untuk terinfeksi menjadi sangat besar,” sambung Michael.

Bersepeda dalam berkelompok juga meningkatkan kemungkinan kita untuk mengayuh sepeda melampaui batas-batas kemampuan yang tentunya dapat mengganggu kesehatan tubuh kita.

Dengan demikian pernyataan di atas adalah mitos.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait