URstyle

22 dari 29 Anak Penderita Gangguan Ginjal Akut di Aceh Meninggal Dunia

Fitri Nursaniyah, Senin, 24 Oktober 2022 13.35 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
22 dari 29 Anak Penderita Gangguan Ginjal Akut di Aceh Meninggal Dunia
Image: Ilustrasi gangguan ginjal akut. (Freepik/gstudioimagen1)

Jakarta - Pasien gangguan ginjal akut sudah terdeteksi di Provinsi Aceh sejak Juli lalu. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Syafruddin Haris Aceh mengatakan pasien datang dari wilayah Banda Aceh dan Aceh Tengah.

Sayangnya, kasus gangguan ginjal akut di Aceh tercatat terus mengalami peningkatan hingga sekarang.

"Saat ini ada 29 anak gagal ginjal akut. Pasien paling banyak dari Banda Aceh dan Aceh Tengah," ucapnya melansir ANTARA, Senin (24/10/2022).

Pasien paling banyak rata-rata berusia 1-2 tahun. Tapi penyakit ini juga menjangkit pasien lain usia 0-18 tahun.

Anak-anak tersebut mengalami gejala yang sama, salah satunya yakni jumlah urine-nya berkurang.

dr Syafruddin mengatakan, tingkat kematian pasien gangguan ginjal akut di Aceh sangat tinggi. Disebutkan bahwa 22 dari 29 pasien gangguan ginjal akut di Aceh meninggal dunia.

Kata dia, tingginya angka kematian turut dipengaruhi oleh kondisi pasien yang sudah parah ketika dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.

"Biasanya (pasien) sudah dirawat di rumah sakit swasta atau di kabupaten/kota," ujarnya.

IDAI mengingatkan agar orang tua menghindari penggunaan obat sirup pada anak karena dikhawatirkan terkontaminasi etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memesan 200 vial obat fomepizole injeksi ke Indonesia untuk diberikan pada pasien gangguan ginjal akut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, obat tersebut sudah diuji coba pada pasien di RSCM dan hasilnya bisa menekan angka kematian.

"Jadi kami merasa lebih yakin bahwa obat ini efektif. Sekarang Pemerintah Indonesia mendatangkan lebih banyak lagi untuk pasien yang ada sekarang, karena kita sudah tahu penyebabnya apa, itu bisa diobati," ucap Menkes. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait