URstyle

239 Ilmuwan Kirim Surat ke WHO Ungkap COVID-19 Bisa Menyebar Lewat Udara

Kintan Lestari, Selasa, 7 Juli 2020 16.37 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
239 Ilmuwan Kirim Surat ke WHO Ungkap COVID-19 Bisa Menyebar Lewat Udara
Image: World Health Organization

Jenewa - Pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini. Data dari Worldmeters menunjukkan hari ini, 7 Juli 2020, hampir 12 juta orang terinfeksi COVID-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun kembali meninjau sebuah laporan tentang pedoman COVID-19 setelah didesak banyak ilmuwan.

Melansir Reuters, lebih dari 200 ilmuwan menyatakan bahwa virus corona dapat menyebar dalam partikel-partikel kecil di udara.

Sebelumnya, pedoman WHO untuk petugas kesehatan, tertanggal 29 Juni, mengatakan SARS-CoV-2 ditularkan terutama melalui tetesan droplet yang dikeluarkan dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi dan pada permukaan benda yang dipegang banyak orang.

Namun dalam sebuah surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa, yang diterbitkan pada hari Senin dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti bahwa yang menunjukkan partikel virus yang mengambang dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.

Partikel-partikel yang lebih kecil itu dapat bertahan lama di udara. Itu sebabnya para ilmuwan mendesak WHO untuk memperbarui panduannya.

"Kami mengetahui artikel itu dan sedang meninjau isinya dengan para pakar teknis kami," kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, Senin (6/5/2020) dalam sebuah email.

Sayangnya seberapa sering virus corona dapat menyebar melalui jalur udara atau aerosol belum diketahui pasti.

Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di University of Minnesota, mengatakan WHO telah lama enggan mengakui penularan influenza melalui udara, "terlepas dari data yang meyakinkan," dan melihat kontroversi saat ini akan menuai perdebatan.

"Saya pikir tingkat frustrasi akhirnya meningkat sehubungan dengan peran yang dimainkan oleh transmisi udara pada penyakit seperti influenza dan SARS-CoV-2," kata Osterholm.

Profesor Babak Javid, seorang konsultan penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Cambridge, mengatakan penularan virus melalui udara adalah mungkin dan bahkan mungkin, tetapi bukti tentang berapa lama virus tetap di udara tetap kurang.

Jika itu bertebaran di udara untuk jangka waktu yang lama, bahkan setelah orang yang terinfeksi meninggalkan ruang itu, itu dapat mempengaruhi tindakan yang diambil petugas kesehatan dan orang lain untuk melindungi diri mereka sendiri.

WHO menyatakan virus corona menyebar terutama lewat droplet. Namun mereka sudah menyatakan transmisi melalui udara mungkin terjadi dalam beberapa keadaan, seperti ketika melakukan prosedur intubasi dan menghasilkan aerosol. 

Itu sebabnya mereka menyarankan pekerja medis melakukan prosedur seperti mengenakan masker N95 dan peralatan pelindung lainnya di ruang berventilasi memadai.

Para pejabat di Pusat Pengendalian Penyakit Korea Selatan mengatakan pada hari Senin (6/7/2020) mereka terus membahas berbagai masalah tentang COVID-19, termasuk kemungkinan penularan melalui udara. Mereka mengatakan penyelidikan lebih lanjut dan bukti diperlukan.

Setiap perubahan dalam penilaian WHO nantinya terhadap risiko penularan dapat mempengaruhi hal-hal yang sudah disarankan. 

Dan pemerintah di berbagai negara nantinya juga perlu menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk membatasi penyebaran virus. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait