URnews

3,6 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Tiba di Indonesia Hari Ini

Nivita Saldyni, Jumat, 10 September 2021 20.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
3,6 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Tiba di Indonesia Hari Ini
Image: Kedatangan vaksin COVID-19 di Indonesia pada Jumat (10/9/2021). (Dok. Kominfo)

Jakarta - Hari ini Indonesia kedatangan 3.692.690 dosis vaksin COVID-19 yang tiba dalam empat tahap. Vaksin yang tiba berasal dari berbagai merk berbeda, mulai dari CoronaVac, AstraZeneca dan Pfizer.

Adapun vaksin yang tiba di Indonesia pada Jumat (10/9/2021) didapatkan melalui berbagai jalur. Ada yang didapatkan dari pembelian oleh pemerintah, ada juga yang datang melalui jalur multilateral COVAX facility.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi merinci vaksin yang datang dalam empat tahap itu terdiri dari 639.990 dosis vaksin Pfizer dalam bentuk jadi, 2.079.000 dosis CoronaVac, dan 937.700 dosis vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi yang 358.700 dosis di antaranya merupakan hibah dari Pemerintah Perancis.

Dengan kedatangan vaksin tahap ke-52, 53, 54, dan 55 ini maka jumlah vaksin yang tiba di tanah air hingga saat ini sebanyak 229.615.290 dosis vaksin, baik dalam bentuk bulk maupun yang telah jadi.

"Vaksin AstraZeneca ini merupakan bantuan dari pemerintah Perancis melalui mekanisme COVAX," kata Retno, Jumat (10/9/2021).

"Atas nama pemerintah Indonesia saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Perancis atas solidaritas dan persahabatannya," imbuh Retno.

Nah kedatangan vaksin hibah dari Pemerintah Perancis ini merupakan tahap pertama dukungan kerja sama dose-sharing dari total komitmen 3 juta dosis melalui fasilitas COVAC, guys.

Lebih lanjut, Retno menyebut bahwa saat ini masih terjadi ketimpangan distribusi vaksin di seluruh dunia. Sebanyak 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan. Sebanyak 80 persen di antaranya di negara berpendapatan menengah dan tinggi.

WHO sendiri menargetkan 10 persen populasi setiap negara telah divaksinasi hingga akhir September tahun ini. Namun Retno menilai, target tersebut bisa dicapai oleh negara berpenghasilan tinggi. Sedangkan untuk negara berpendapatan rendah, saat ini belum ada yang mencapai target tersebut.

Mengutip penelitian The Economist, kata Retno, tanpa redistribusi surplus vaksin dari negara maju 1 sampai 2, 8 juta bisa melayang. Untuk itu menurutnya dose-sharing akan menjadi penting ke depannya.

"Dirjen WHO mengharapkan komitmen dose-sharing segera dipenuhi paling lambat akhir September 2021. COVAC pun mengeluarkan pernyataan serupa bahwa dose-sharing dapat dilakukan dalam skala lebih besar," katanya.

"Target COVAC untuk menyalurkan 2 miliar dosis pada akhir 2021 menghadapi kendala. Termasuk larangan ekspor, kelangkaan pasokan dibanding permintaan, dan keterlambatan regulatory approval," sambungnya.

Untuk itu ia mengingatkan bahwa masih banyak tantangan yang harus kita lalui sebelum 'peperangan' ini dapat dimenangkan. Namun, Retno memastikan mesin diplomasi Indonesia akan terus bergerak dengan kecepatan penuh agar kebutuhan vaksin nasional dapat terpenuhi dengan tetap menyuarakan akses yang adil terhadap vaksin untuk semua negara.

"Dukungan rakyat Indonesia dengan melakukan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan sangat diperlukan. Ayo vaksinasi dan kita jalankan protokol kesehatan. Insya Allah dengan ikhtiar kita semua dan kerja keras bersama, kedisiplinan, dan persatuan kita dapat keluar dari pandemi," pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait