URtrending

5 Fakta Gerakan Black Lives Matter, Bukan Sekadar Gerakan Viral

Kintan Lestari, Selasa, 2 Juni 2020 17.19 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Fakta Gerakan Black Lives Matter, Bukan Sekadar Gerakan Viral
Image: Pengunjuk rasa memprotes kematian George Floyd di tahanan polisi Minneapolis AS, di samping kedutaan AS di Paris, Prancis, 1 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS / Christian Hartmann/aww.

Minneapolis - Seluruh dunia, khususnya warga Amerika Serikat, saat ini tengah gencar menyuarakan gerakan Black Lives Matter (BLM). Gerakan itu dipicu oleh pria kulit hitam bernama George Floyd yang tewas akibat diinjak oleh polisi.

Namun apa Urbanreaders tahu, Black Lives Matter (BLM) rupanya bukan gerakan yang baru terjadi tahun ini. BLM nyatanya sudah ada sejak 7 tahun lalu.

Kali ini Urbanasia akan membahas fakta-fakta penting seputar gerakan Black Lives Matter. Melansir dari berbagai sumber, berikut 5 faktanya:

1. Dimulai Tahun 2013

Gerakan ini ternyata dimulai sejak 7 tahun lalu, tepatnya tahun 2013 lalu. Gerakan ini juga dimulai oleh tiga wanita tangguh, yaitu Alicia Garza, Opal Tometi, dan Patrisse Cullors. 

Awal ketiganya mendirikan BLM adalah karena kasus remaja kulit hitam berumur 17 tahun bernama Trayvon Martin. Trayvon tewas tertembak pada bulan Februari 2012 lalu, dan orang yang dituduh membunuh remaja tersebut adalah George Zimmerman. Zimmerman pun mendekam di penjara sampai akhirnya ia dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan itu pada tanggal 13 Juli.

Di hari pembebasan Zimmerman, Alicia Garza memposting surat cinta ke laman Facebook Black Americans yang berbunyi "Orang kulit hitam, aku mencintaimu. Kami penting. Kehidupan kita penting,".

Di kolom komentar postingan Garza, Patrisse Cullors menambahkan tagar #BlackLivesMatter. Rekan sesama aktivis, Opal Tometi,  melihat kedua pesan itu dan membantu Cullors dan Garza membuat platform media sosialnya yang membuat tagar tersebut menjadi viral. Yang mana meluncurkan apa yang sekarang jadi gerakan protes global.

Karena itulah tanggal 13 Juli terpilih jadi hari Black Lives Matter. 

2. BLM Tidak Hanya Berjuang untuk Masyarakat Kulit Hitam

Mendengar namanya tentu orang akan berpikir gerakan ini ada hanya untuk 'membantu masyarakat kulit hitam". Tapi BLM lebih dari itu.

Black Lives Matter bukan hanya tagar yang trendi atau aksi untuk melawan kekerasan polisi atau main hakim sendiri terhadap orang kulit hitam. BLM bukan tentang mengatakan ya pada satu identitas, tetapi tentang melihat bagaimana semua orang yang terpinggirkan atau kelompok minoritas.

Karena tingkat rasisme tinggi di Amerika Serikat, bukan hanya orang kulit hitam saja yang didukung, tetapi juga orang kulit berwarna lainnya seperti orang Asia. 

3. Jadi Mendunia Sejak 2016

BLM dibentuk tahun 2013 dan mulai menyerukan dukungan sejak itu. Namun gerakan itu benar-benar mendunia beberapa tahun setelahnya. Gerakan ini pun jadi gerakan global mulai tahun 2016 dan menyebar hingga ke luar Amerika Serikat.

Pemicunya kurang lebih sama, yakni rasisme yang dilakukan kelompok mayoritas pada warga kulit hitam. 

Di Prancis misalnya pada tahun 2016. Masyarakat menggelar aksi BLM yang dipicu oleh kematian pria kulit hitam berusia 24 tahun, Adama Traore, saat berada dalam tahanan polisi. Traore ditahan karena diduga mengganggu penangkapan saudaranya yang dicari sehubungan dengan kasus pemerasan.

Gerakan ini seakan jadi platform para aktivis turun ke jalan dan media sosial untuk menguatkan gerakan-gerakan lokal dan menyerukan keadilan rasial.

4. Kasus Rasial Masih Ada Sampai Sekarang

Black Lives Matter baru dibentuk tahun 2013. Namun kasus rasial yang dialami warga kulit hitam nyatanya sudah dirasakan mereka jauh sebelum itu. Bahkan hingga hari ini mereka masih merasakannya. Contohnya apa yang terjadi pada George Floyd baru-baru ini.

5. Sederet Selebriti Ikut Aksi BLM 2020

Sederet selebriti terlihat ikut serta berjuang dalam gerakan BLM diantaranya, Halsey, Ariane Grande, Jamie Foxx, Paris Jackson, Michael B, serta Camila Cabello dan Shawn Mendes.

Kemudian seleb seperti Taylor Swift, Harry Styles, Billie Eilish, Lauren Jauregui, serta Timothée Chalamet menyuarakan aksi tersebut lewat sosial media mereka. 

Ada pula yang membantu gerakan lewat donasi seperti Chrissy Teigen, Don Cheadle, Kehlani, Harry Styles, serta pasangan Blake Lively dan Ryan Reynolds.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait