URnews

5 Fakta Kecelakaan Pesawat Rimbun Air di Papua

Nivita Saldyni, Rabu, 15 September 2021 18.10 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Fakta Kecelakaan Pesawat Rimbun Air di Papua
Image: Puing pesawat kargo Rimbun Air Cargo seri Twin Otter 300 PK-OTW yang terlihat di ketinggian 2.400 meter di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021). (Dok. Humas Polda Papua via Antara)

Papua - Sempat hilang kontak, pesawat Rimbun Air Cargo seri Twin Otter 300 PK-OTW dinyatakan mengalami kecelakaan pada Rabu (15/9/2021). Pesawat kargo yang membawa bahan bangunan dan sembako itu dilaporkan hilang kontak pada Rabu pukul 07.37 WIT dalam penerbangan Nabire-Sugapa.

Berikut sejumlah fakta di balik kecelakaan pesawat Rimbun Air di Papua yang Urbanasia Rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (15/9/2021) :

1. Hilang Kontak di Kabupaten Intan Jaya dalam Perjalanan Nabire-Sugapa

Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati melaporkan bahwa pesawat kargo yang membawa bahan bangunan dan sembako itu telah hilang kontak pada pukul 07.37 WIB di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Adapun kru pesawat yang terlibat dalam perjalanan berjumlah tiga orang. Mereka adalah Mirza (Pilot), Fajar (Co Pilot), dan Iswahyudi (Teknisi).

“Kami memperoleh informasi bahwa pada Rabu (15/9/2021) pukul 07.37 WIT telah terjadi hilang kontak pesawat Rimbun Air PK-OTW di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya,” kata Adita dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, awalnya pesawat itu take-off dari Kabupaten Nabire menuju Kabupaten Intan Jaya pada 06.40 WIT. Kemudian Airnav Sugapa melakukan komunikasi dengan pilot pada pukul 07.30 WIT. Komunikasi itu merupakan komunikasi terakhir sebelum pesawat hilang kontak.

Setelah adanya laporan tersebut, Adita mengatakan bahwa Kantor Otoritas Bandara Wilayah X Merauke telah berkoordinasi dengan tim aparat keamanan dan Badan SAR Nasional untuk melakukan pencarian terkait hilangnya pesawat.

2. Pesawat Ditemukan Hancur di Ketinggian 2.400 Meter

Melansir dari Antara, tak lama setelah hilang kontak, pesawat itu berhasil ditemukan pada Rabu siang. Bagian pesawat itu ditemukan di ketinggian 2.400 meter dengan jarak 5-6 km dari Bandara Bilogai ke arah Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya.

Kapolres Intan Jaya, AKBP Sandi Sultan mengatakan bahwa pesawat berhasil ditemukan dari hasil pengamatan helicopter yang dikerahkan untuk pencarian. Sayangnya, tim menemukan pesawat dalam keadaan yang sudah hancur.

“Sangat kecil kemungkinan ketiga kru selamat karena kondisi badan pesawat hancur,” kata Sandi.

3. Kecelakaan Diduga Terjadi Karena Gagal Landing Saat Cuaca Buruk

Sementara itu hingga saat ini polisi terus selidiki kasus hilangnya pesawat tersebut. Berdasarkan dugaan awal, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustafa Kamal menyebut bahwa kecelakaan pesawat ini diduga terjadi saat pesawat gagal landing karena cuaca buruk.

“Pada saat kejadian, cuaca memang kurang mendukung. Jadi diperkirakan pesawat akan landing namun landasan tidak terlihat jelas,” ungkapnya kepada wartawan.

Dugaan itu diperkuat dengan titik jatuhnya pesawat yang tak jauh dari landasan bandara. Tepatnya di perbukitan yang jaraknya 5-6 km dari Bandara Bilogai ke arah Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya.

“Jatuhnya pesawat ini tidak terlalu jauh dengan bandara,” ungkapnya.

4. Tim Gabungan Tempuh Jalur Darat untuk Sampai ke Lokasi Jatuhnya Pesawat

Kapolres Intan Jaya, AKBP Sandi Sultan mengatakan rencana evakuasi korban pesawat akan ditempuh melalui jalur darat. Aparat keamanan pun akan didampingi tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat untuk mengantisipasi adanya gangguan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB)

“Mudah-mudahan tidak ada gangguan dari KKB,” kata AKBP Sandi.

Selain aparat keamanan, tim SAR gabungan juga ikut turun untuk membantu mempercepat proses evakuasi.

Kepala Kantor SAR Timika, George Mercy L Randang mengatakan pihaknya menurunkan 10 personel rescuer dari Kantor SAR Timika. Tim yang dipimpin oleh Kasubsi Operasi Syahril itu juga menempuh jalur darat dan bergabung dengan tim TNI-Polri untuk membantu proses evakuasi.

“Tim SAR gabungan di Sugapa sekarang ini sedang mendalami akses darat yang paling memungkinkan untuk bisa mencapai lokasi kecelakaan pesawat Rimbun Air. Perjalanan melalui jalur darat itu dilakukan mengingat saat ini kondisi cuaca di lokasi sudah tertutup awan tebal disertai dengan hujan ringan,” kata Kepala Kantor SAR Timika, George Mercy L Randang seperti dikutip dari Antara, Rabu (15/9/2021).

Namun soal nasib para korban setelah berhasil dievakuasi nanti Mercy mengaku masih belum dapat kepastian. Untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak maskapai Rimbun Air.

“Belum ada rencana untuk itu, kami baru bertemu pihak maskapai. Bagaimana kelanjutan soal teknisnya akan kami informasikan lebih lanjut," ungkapnya.

5. Usia Kecelakaan Pesawat, Kantor Pusat Rimbun Air Tutup

Hingga saat ini pihak maskapai Rimbun Air belum memberikan keterangan. Bahkan setelah terjadi kecelakaan pada pesawatnya di Papua, Kantor Pusat Rimbun Air yang berada di Jalan Peta, Kota Bandung, Jawa Barat tutup.

Dilansir dari Antara, kantor pusat Rimbun Air hari ini tampak sepi dan terkunci rapat. Berbeda dari hari-hari biasanya, dari luar tak tampak ada aktivitas sama sekali di kantor itu. Bahkan pagar kantor pusat itu digembok.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait