URnews

5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris Pegawai Kimia Farma

Shelly Lisdya, Rabu, 15 September 2021 13.19 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris Pegawai Kimia Farma
Image: Tim Densus 88. (Foto: PMJ)

Jakarta - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri membekuk empat orang terduga teroris pada Jumat, (10/9/2021). Masing-masing berinisial MEK, S, SH dan T.

MEK dan S yang ditangkap di Jalan Harapan Jaya, Bekasi Utara dan SH diringkus di Jalan Wijaya Kusuma, Petamburan, Jakarta Barat. 

Sementara T alias AR ditangkap di perumahan Griya Syariah 2 Blok G Nomor 05 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Namun, salah satu terduga teroris yang ditangkap yakni S atau MT merupakan karyawan perusahaan BUMN dari PT Kimia Farma.

Berikut fakta-fakta terduga teroris yang merupakan pegawai BUMN. Dirangkum Urbanasia, Rabu (15/9/2021).

1. Bekerja di Kimia Farma

1617604026-kimia-farma-soetta.jpgSumber: Kimia Farma. (Ilustrasi/BUMN.info)

Ketua RT Haris Fadillah mengatakan, jika S merupakan pegawai perusahaan BUMN. Tak hanya itu, S juga sempat mengelola yayasan yatim piatu. S bahkah pernah menjadi pengurus RT.

"S memang kerja di Kimia Farma di Pulogadung, (barang bukti yang diamankan) dompet, handphone, duit Rp 22 juta yang merupakan duit yayasan dia untuk anak yatim," kata Haris.

Haris juga menyebut jika S merupakan warga yang sudah lama tinggal di lingkungan setempat dan aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan.

2. S Merupakan Penggalang Dana Teroris

1617190687-ilustrasi-teroris-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi teroris. (Pixabay)

Faktanya bahwa S merupakan fundraising atau penggalang dana kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) pada 2018 lalu.

Sementara Kelompok Perisai Nusantara Esa merupakan sayap organisasi JI yang bergerak dalam bidang advokasi. Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan, S menjabat sebagai pembina dalam kelompok itu pada 2020.

Selain itu, S juga ditengarai aktif tergabung dalam Tholiah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tholiah merupakan sebutan bagi bidang pengamanan orang dan aset milik JI.

"Terduga S alias MT adalah anggota fund raising Perisai pada tahun 2018," ujar Aswin melalui keterangan tertulis, Senin (13/9/2021).

3. Kimia Farma Skorsing S

1603202867-karyawan-baru2.jpgSumber: Ilustrasi karyawan baru. (Freepik)

Pasca penangkapan, Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo langsung memberlakukan skorsing dan pembebasan tugas kepada yang bersangkutan sementara waktu selama menjalani pemeriksaan oleh pihak yang berwajib terhitung sejak 10 September 2021.

"Kimia Farma sangat mendukung sepenuhnya upaya seluruh aparat penegak hukum guna memerangi terorisme di seluruh lingkungan perusahaan dan mendukung upaya aparat penegak hukum untuk memproses secara hukum atas tindakan yang dilakukan oleh oknum karyawan tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/9/2021).

S telah dibebastugaskan dari posisinya usai di ditangkap oleh Densus di wilayah Bekasi pada Jumat (10/9/2021) selama menjalani pemeriksaan.

4. S Dipecat

1631686974-Dipecat.jpgSumber: Ilustrasi Dipecat. (Freepik)

Direktur Umum & Human Capital Kimia Farma, Dharma Syahputra menegaskan bahwa pihaknya tidak menolerir setiap perilaku atau indikasi perilaku karyawan yang mengarah kepada kegiatan terorisme, radikalisme, dan gerakan separatisme.

Untuk itu, perusahaan pun langsung memecat S. Dan kini S bukan lagi berstatus pegawai Kimia Farma ataupun pegawai BUMN.

"Clear, setelah sidang kami memutuskan untuk dipecat, yang bersangkutan juga sudah kami berhentikan," katanya kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).

5. Kementerian BUMN Buka Suara

1631687178-kimia-farma.pngSumber: Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) melayani langsung konsumen di apotek Kimia Farma Depok. (ANTARA)

Kementerian BUMN turut buka suara dan memastikan mendukung langkah yang dilakukan Densus 88 terkait mantan pegawai Kimia Farma yang diduga terlibat dalam tindakan terorisme.

"Kami juga sudah meminta kepada Kimia Farma untuk mendukung apapun yang dibutuhkan oleh aparat untuk mengetahui lebih detail setiap permasalahan ini," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangan resmi, Selasa (14/9/2021)

Arya menyebut, persoalan adanya teroris ini bukan dari sistem perekrutan, melainkan S merupakan karyawan lama Kimia Farma yang kemudian terpapar ideologi radikal.

"Bukan soal perekrutan, S kemungkinan karyawan lama Kimia Farma tersebut terpapar ideologi radikal. Jadi kami soal rekrutmen karyawan BUMN terus memperbarui proses-prosesnya dan memang kami sangat ketat terkait soal tersebut," terangnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait