URnews

5 Ribu Unit GeNose C19 Bakal Didistribusikan Awal Tahun 2021

Nivita Saldyni, Selasa, 29 Desember 2020 13.06 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Ribu Unit GeNose C19 Bakal Didistribusikan Awal Tahun 2021
Image: Alat pendeteksi COVID-19. GeNose C19. (Dok. Humas UGM)

Yogyakarta - Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Kemenristek/BRIN) memastikan sebanyak lima ribu unit GeNose C19 atau alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas buatan tim peneliti UGM siap didistribusikan awal 2021. Apalagi alat itu telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak Kamis (24/12/2020) lalu.

“Kapasitas produksi per Februari 2021 nanti lebih dari 5.000 unit, sudah bisa dipakai dan didistribusikan ke seluruh Indonesia,” kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Senin (28/12/2020) lalu.

Fleksibilitas penggunaan alat ini, kata Bambang memungkinkan untuk ditempatkan di sejumlah lokasi yang mudah dijangkau masyarakat. Mulai dari bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, perkantoran, dan tempat umum lainnya seperti tempat wisata maupun pusat perbelanjaan.

Sehingga kehadiran GeNose C19 di tengah masyarakat diharapkan mampu membuat kita beraktifitas dengan aman dan nyaman. Kehadiran GeNose C19, menurutnya juga mampu memperkuat sistem survailans 4T, yaitu testing, tracing, tracking, dan treatment.

“Indonesia perlu punya kemandirian dalam melakukan testing dan monitoring, terutama untuk skrining. Kalau untuk testing tidak lain kita lakukan dengan PCR yang merupakan gold standar. Namun, untuk skrining di sini dituntut kemampuan kita melakukan inovasi, melahirkan alat yang bisa melakukan skrining dalam waktu cepat, relatif nyaman, dan tingkat akurasi tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, dr Dian Kesumapramudya Nurputra, salah satu anggota tim peneliti dan pengembang GeNose C19 mengatakan 100 unit GeNose yang telah diproduksi kini telah ludes terjual. Namun tim akn kembali memproduksi 100 unit di tahap selanjutnya dengan bantuan Kemenritek/BRIN.

“Insya Allah dengan bantuan beberapa institusi dan filantropi akan produksi sekitar 2 ribu (unit) akhir Januari dan 5 ribu (unit) pertengahan Februari dan targetnya bisa 10 ribu di akhir Februari,” ujar Dian.

1609221930-GeNose-C-19.jpegAlat pendeteksi COVID-19. GeNose C19. (Dok. Humas UGM)

Tim peneliti UGM berharap dengan 10 ribu unit itu nantinya akan dapat melakukan test sekitar 1,2 juta orang sehari. Sebab dengan pendistribusian yang tepat, Dian mengklaim 100 unit GeNose C19 mampu melakukan tes minimal 12 ribu orang per hari dengan biaya yang relatif terjangkau.

“Dengan jumlah pengetesan COVID-19 yang sangat besar diharapkan segera menemukan orang-orang positif COVID-19 untuk segera diisolasi dan dirawat sampai sembuh, sedangkan yang negatif dapat beraktivitas secara normal namun tetap waspada,” harapnya.

Seperti yang diberitakan Urbanasia sebelumnya, GeNose C19 ini merupakan alat pendeteksi COVID-19 yang dikembangkan oleh tim peneliti UGM sejak Maret 2020. Dengan dukungan dari Konsorsium Riset Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara, TNI AD, Polri, Kemenkes RI, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan sejumlah pihak swasta lainnya, alat ini bahkan telah mengantongi izin edar dari Kemenkes pada Kamis (24/12/2020) lalu.

Menariknya, Genose C19 ini mampu mendeteksi COVID-19 melalui embusan napas dengan sangat cepat hanya sekitar 2 menit. Alat ini bahkan terbukti memiliki sensitifitas hingga 90 persen dan spesifitas mencapai 96 persen, tanpa memerlukan reagen maupun bahan kimia lainnya. Satu unitnya, alat ini dijual dengan harga Rp 62 juta guys.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait