URnews

58 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Disuntikkan, Komnas KIPI: Tak Ada Kasus Fatal

Kintan Lestari, Rabu, 21 Juli 2021 17.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
58 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Disuntikkan, Komnas KIPI: Tak Ada Kasus Fatal
Image: Ilustrasi vaksin COVID-19 (pikisuperstar/Freepik)

Jakarta - Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Namun, faktanya belum semua orang Indonesia divaksin.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam risetnya menemukan ada sekitar 80% yang belum divaksinasi.

Orang-orang yang belum divaksin itu sebanyak 63,6% menyatakan bersedia divaksin, dan 36,4% menyatakan tidak bersedia. Yang tidak bersedia itu menurut riset LSI setengahnya beralasan takut dengan efek samping vaksin COVID-19.

Menanggapi riset LSI, Koordinator Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Arya Sinulingga mengatakan sudah 58 juta dosis vaksin COVID-19 disuntikkan tapi belum ditemukan efek samping yang parah.

“Kan sudah jutaan orang yang divaksinasi, namun Komnas KIPI hingga saat ini belum melaporkan adanya penerima vaksin yang mengalami efek samping berat. Itu sudah menjadi bukti kuat bahwa vaksin COVID-19 aman,” jelas Arya.

Ketua Komnas PP Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari, juga memastikan tidak ada kasus fatal yang terkait langsung dengan vaksinasi. 

Menurutnya, gejala pasca vaksinasi yang dirasakan penerima vaksin, seperti demam, ngantuk, atau nyeri otot, merupakan reaksi alamiah tubuh dalam proses membentuk antibodi.

"Tubuh memberikan respons, dia tergugah membentuk kekebalan," ujar Prof. Hindra.

Untuk mengantisipasi gejala tersebut, Ketua KIPI itu menegaskan kalau penerima vaksin harus dalam kondisi sehat.

"Pastikan dalam keadaan sehat dan bahagia," katanya.

Ia pun menjamin kalau vaksin aman bagi masyarakat. Komnas KIPI setiap harinya juga terus memantau dan mengkaji soal vaksin. Bila aman, mereka tentu akan merekomendasikan untuk program vaksinasi nasional. 

"Saat ini lebih baik divaksinasi daripada tidak dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia ketika kita akan divaksinasi," tutup Prof Hindra.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait