6 Cara Lindungi Diri dari Cyber Bullying

Jakarta - Cyber bullying adalah bentuk perundungan atau kekerasan yang dilakukan melalui teknologi digital. Perundungan yang dilakukan bisa berupa intimidasi, kata-kata yang kasar, dan berbagai perilaku agresif lainnya, melalui media sosial, platform chatting, hingga game.

Dilansir dari verywellhealth.com, di masa pandemi ini sendiri, penggunaan internet yang makin meningkat, turut berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku penggunanya di dunia maya.

Menurut Ijeoma Opara, PhD, seorang professor dari Stony Brook University's School of Social Welfare di New York, media sosial telah menghadirkan begitu banyak pesan dan gambar yang dapat memicu perubahan perasaan penggunanya. Hal inilah yang turut menyebabkan naiknya jumlah kekerasan di dunia maya, guys.

Meski begitu,  perundungan di dunia maya bukan terjadi baru-baru ini aja. Faktanya, sejak penggunaan internet mulai marak dan media sosial menjadi bagian besar dari kehidupan masyarakat, praktik kekerasan di internet juga ikut merajalela.

Perundungan yang dilakukan meskipun melalui media, dapat berpengaruh sangat besar terhadap kondisi kejiwaan targetnya, guys. Si korban akan merasa tak memiliki tempat yang aman dan kehidupan pribadinya terancam.

Nah, biar kamu terhindar dari cyber bullying, kamu bisa lakukan beberapa hal untuk mencegahnya, guys.

1. Periksa Setelan Privasi di Media Sosial

Sumber: Setelan privasi di media sosial (Freepik)

Pastikan bahwa kamu menutup akses terhadap orang yang tak dikenal agar tak bisa mengirimkan pesan atau melihat data-data pribadi, jika mereka bukan teman di media sosialmu. Ganti setelan privasimu menjadi ‘hanya teman’ atau ‘akun privat’. Selain itu, hindari untuk mencantumkan alamat rumah, nomor ponsel, atau informasi pribadi tentang diri kamu.

2. Block atau Un-Friend

Sumber: Ilustrasi cyber bullying (Freepik)

Jangan memberi toleransi untuk sikap kurang menyenangkan, apalagi perundungan, guys. Benar-benar selektif terhadap teman yang kamu pilih di media sosial dan singkirkan mereka yang toxic. Manfaatkan fitur block atau un-friend yang ada di media sosial, untuk menjauhkan kamu dari orang-orang yang bersikap jahat padamu.

3. Puasa Media Sosial

Sumber: Ilustrasi cyber bullying (Freepik)

Beri waktu pada diri sendiri untuk sejenak keluar dari dunia maya. Sebisa mungkin, matikan notifikasi dari media sosial, agar kamu bisa mengontrol kapan kamu ingin mengaksesnya dan kapan tidak. Puasa dari media sosial selama waktu tertentu akan membuat pikiranmu kembali segar dan positif, sekaligus detoks diri dari berita-berita negatif. Pilih siapa yang ingin kamu lihat di timeline dan batasi pada orang-orang, berita, maupun unggahan yang tidak akan mengganggu kesehatan mental kamu.

4. Laporkan

Sumber: Ilustrasi cyber bullying (Freepik)

Media sosial telah dilengkapi dengan fitur untuk melaporkan akun yang membuat unggahan hoax, ujaran kebencian, pelecehan seksual, termasuk juga perbuatan yang tidak menyenangkan. Karena itu, jangan ragu untuk melaporkan akun-akun yang tidak bertanggung jawab seperti ini. Jika kamu sampai menerima ancaman di kehidupan nyata, segera laporkan pada pihak berwajib. Jangan lupa, siapkan bukti-bukti seperti tangkapan layar dari e-mail, pesan, atau unggahan yang berupa perundungan atau ancaman tersebut.

5. Jangan Terpuruk dan Menyalahkan Diri Sendiri

Sumber: Ilustrasi cyber bullying (Freepik)

Menurut sebuah penelitian, 84% persen orang yang mengalami kekerasan di dunia maya mengatakan bahwa perundungan dilakukan oleh orang yang tidak dikenalnya sama sekali. Mereka yang suka mem-bully orang lain ini, biasanya memiliki rasa insecure terhadap dirinya sendiri, guys. Karena itu, jangan mudah terpuruk dan menyalahkan diri sendiri. Ingatlah bahwa kamu berharga dan pantas untuk diperlakukan dengan baik oleh orang lain.

6. Jauhkan Diri dari Pengaruh Buruk

Sumber: Ilustrasi cyber bullying (Freepik)

Untuk menghindarkan diri dari perundungan di media sosial, kamu juga mesti membiasakan hal positif di media sosial, guys. Caranya, jangan mendukung sikap teman yang mengejek, merendahkan, atau mengolok-olok orang lain di media sosial, dengan cara menekan tombol ‘like’ atau ‘share’ terhadap unggahan perundungan. Selain itu, bela orang yang dirundung di media sosial agar tidak mengalami keterpurukan.