URedu

85,5 Persen Orang Tua Was-was Anaknya Kembali Sekolah

Kintan Lestari, Minggu, 7 Juni 2020 12.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
85,5 Persen Orang Tua Was-was Anaknya Kembali Sekolah
Image: indonesia.go.id

Jakarta – Menjelang tahun ajaran baru yang jatuh pada bulan Juli, banyak orang tua was-was jika sang anak harus kembali bersekolah di tengah suasana darurat pandemi COVID-19.

Hal tersebut diketahui dari sejumlah survei yang dilakukan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Ketua Umum PB PGRI, Prof Unifah Rosyidi mengatakan, persentase orang tua yang cemas tersebut bahkan mencapai 85,5 persen.

"PGRI juga melakukan sejumlah survei terkait dengan harapan orang tua, anak, dan guru terhadap rencana pembukaan sekolah,” ujar Unifah dalam halal bihalal virtual di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara (7/6/2020).

“Sebanyak 85,5 persen orang tua cemas jika sekolah dimulai pada pertengahan Juli ini," imbuhnya.

Namun, persentase tersebut justru berbanding terbalik dengan yang diinginkan oleh anak. Menurut Unifah, sekitar 65 persen anak malah berharap untuk segera bersekolah kembali.

Unifah mengatakan, hal itu dapat dipahami karena anak sudah terlalu lama tinggal di rumah sehingga muncul kejenuhan dan rindu suasana sekolah.

Nah, untuk guru, hasil survei mengatakan bahwa sebanyak 57 persen siap kembali mengajar dan 43 persen memilih mengajar dari rumah.

Di samping itu, PGRI juga melakukan serangkaian survei periodik terkait dengan kesiapan guru dengan pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh.

"Hasilnya sangat menarik karena gerakan untuk belajar dirasakan di mana-mana. Pemerintah harus memanfaatkan ini sebagai suatu momentum untuk melakukan pembenahan pendidikan nasional dalam waktu dekat," kata Unifah.

Kendati demikian, PGRI memohon kepada Pemerintah agar tahun ajaran baru tetap dengan menggunakan metode pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh.

Jadi, tahun ajaran baru tetap dimulai pada pertengahan Juli 2020, namun dilaksanakan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring (online) luring (offline) dan campuran keduanya (blended learning) dengan mempertimbangkan beragam aspek.

Selain itu, PGRI juga meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan dan mendengar pertimbangan para ahli terkait kebijakan kembali masuk sekolah dengan mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan anak, guru dan warga sekolah lainnya.

"Pemerintah juga perlu berhati-hati dalam penetapan zona, karena ada zona sekolahnya hijau namun zona tempat tinggal guru atau muridnya di zona merah," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait