URtainment

Amber Heard dan Pendukungnya Jadi Target Pelecehan di Twitter

Shelly Lisdya, Selasa, 19 Juli 2022 18.23 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Amber Heard dan Pendukungnya Jadi Target Pelecehan di Twitter
Image: Amber Heard (Foto: AFP)

Jakarta - Amber Heard dan pendukungnya menjadi target pelecehan troll (akun pemancing emosi) di Twitter saat melawan Johnny Depp dalam kasus pencemaran nama baik.

Riset Bot Sentinel mengungkapkan hasil analisisnya, yakni lebih dari 14.292 cuitan menyertakan setidaknya satu dari empat tagar anti-Heard yang viral kala itu, yakni #AmberHeardIsAnAbuser, #AmberHeardLsAnAbuser, #AmberHeardIsALiar, dan #AmberHeardLsALiar.

Mengutip Variety, Selasa (19/7/2022), perusahaan tersebut juga menemukan 24 persen akun baru dibuat dalam tujuh bulan terakhir.

"Troll kasar yang diidentifikasi sebagai pendukung Johnny Depp telah membuat perempuan jadi sasaran pelecehan verbal dan pelecehan yang ditargetkan," ungkap perusahaan tersebut.

"Troll toksik terus mentweet tagar anti-Amber Heard dan menyerang perempuan beberapa pekan setelah persidangan Depp vs Heard berakhir," tulis Bot Sentinel.

Tak hanya itu, Bot Sentinel juga menuding pendukung Johnny Depp "mengumbar informasi keluarga seorang perempuan dan membuat akun Twitter palsu menggunakan foto anak perempuan itu yang telah meninggal untuk menjebaknya."

Sebelumnya, tim pengacara Amber Heard telah menghubungi Bot Sentinel pada 2020 dan menyewanya untuk "menentukan aktivitas terhadap Heard di media sosial adalah organik atau ada penjelasan lain."

Perusahaan kemudian menyimpulkan sebagian besar aktivitas di media sosial terhadap Heard adalah tidak original atau organik.

Namun kemudian Bot Sentinel kemudian mengklaim tidak disewa tim Heard untuk secara khusus melakukan peninjauan terbaru terhadap aktivitas tersebut atau untuk menyusun dan menerbitkan laporan ini.

Pendiri Bot Sentinel, Christopher Bouzy mendirikan organisasi tersebut pada 2018 sebagai proyek yang didanai komunitas "untuk membantu memerangi disinformasi dan pelecehan yang ditargetkan."

"Kami percaya pengguna Twitter harus dapat terlibat dalam wacana online yang sehat tanpa akun yang tidak autentik, troll beracun, negara asing, dan kelompok terorganisasi yang memanipulasi percakapan," kata perusahaan itu.

Bot Sentinel mengatakan, saat ini telah mengirimkan daftar ratusan akun yang ditentukan perusahaan "melanggar beberapa aturan dan kebijakan platform," termasuk ancaman kekerasan dan manipulasi platform kepada Twitter.

"Twitter pada dasarnya membiarkan para wanita berjuang sendiri dengan sedikit atau tanpa dukungan dari platform," tulis Bot Sentinel.

Hingga kini, perwakilan Twitter tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal ini. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait