Anies Baswedan Baca Buku 'Bagaimana Demokrasi Mati', Tentang Apa?

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik perhatian usai membagikan aktivitas paginya pada hari ini, Minggu (22/11/2020).

Dalam unggahannya, Anies terlihat duduk di kursi sambil membaca buku dengan latar belakang lemari buku dan beberapa furniture. Dia mengenakan kemeja putih lengan pendek dan sarung merah marun motif kotak-kotak.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies di akun Twitternya.

Nah, yang menarik perhatian netizen adalah buku yang tengah dibacanya. Anies menunjukkan dirinya sedang membaca buku 'How Democracies Die' yang ditulis oleh Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt pada 2018.

"Pagi pak gub... Kode keras bacaannya.. Kami warga betawi asli siap di depan antum," balas salah seorang netizen.

"Selamat Pagi... Ngeri bacaan nya.... Matinya Demokrasi. Persis 2017 .....  Demokrasi mati....akibat jual ayat dan mayat," balas netizen lainnya.

Lalu, seperti apa sih isi buku yang dibaca Anies?

Dalam bahasa Indonesia, buku tersebut diterjemahkan menjadi: Bagaimana Demokrasi Mati. Buku terjemahannya diterbitkan ulang oleh Gramedia Pustaka Utama.

Pada sinopsisnya, buku tersebut menceritakan kematian demokrasi dengan terpilihnya banyak pemimpin yang otoriter.

Kepemimpinan yang otoriter dinilai akan menyalahgunakan kekuasaan pemerintah dan penindasan total atas oposisi.

Gejala-gejala kematian demokrasi dinilai sedang terjadi di seluruh dunia, seperti yang dicontohkan dalam buku ini adalah negara Amerika.

Buku ini berbicara bagaimana demokrasi di Amerika sedang menuju 'kehancuran' di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Secara garis besar, buku 'How Democracies Die' menyebutkan demokrasi bisa mati karena kudeta atau mati pelan-pelan.