URtrending

Antisipasi Corona, Gedung SD di Jatim Bakal Dipakai untuk Karantina Pemudik

Nivita Saldyni, Minggu, 5 April 2020 14.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Antisipasi Corona, Gedung SD di Jatim Bakal Dipakai untuk Karantina Pemudik
Image: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sumber: Nivita Saldyni/Urbanasia

Surabaya - Dinas Pendidikan Jatim meminta sekolah dasar (SD) di 38 kabupaten/kota se-Jatim turut menyiagakan gedungnya untuk tempat karantina para pemudik yang pulang kampung.

Hal ini menyusul adanya imbauan kepada para pemudik yang pulang kampung ke Jatim untuk diisolasi selama 14 hari begitu sampai di kampung halaman.

"Kepala dinas pendidikan sudah minta kalau balai desa untuk ruang Babinsa dan Babinkamtibnas, kalau luas itu sangat representatif untuk jadi ruang isolasi atau observasi. Kalau tidak, SD. Karena rasanya tidak ada kampung yang tidak punya SD," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (4/4/2020) malam.

Ia pun mengaku telah berkoordinasi dengan bupati/wali kota dan dinas pendidikan setempat agar mempersiapkan gedung-gedung SD agar bisa digunakan sebagai tempat karantina bagi masyarakat yang datang dari luar daerah.

"Ruang oke, tadi malem saya minta coba cek ada nggak yang masih harus disambung elektrifikasinya. Kemudian siapa yang akan mengkoordinasikan Babinsa dan Babinkamtibnas bersama kepala desa dan lurah," katanya.

Meski begitu, mantan Menteri Sosial itu menegaskan bahwa hal ini bukan dilakukan pihaknya untuk mengasingkan para warga Jatim yang baru pulang dari perantauan, malainkan upaya bersama untuk meminimalisasi penyebaran COVID-19 yang semakin meluas.

"Jadi melakukan isolasi itu alienasi, tidak. Jadi Interaksi tetap dalam physical distancing. Ini memang membutuhkan kedisiplinan kita semua," imbuh Khofifah.

1586071269-IMG-20200328-172931.jpg

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan pemakaian gedung SD sebagai tempat karantina merupakan pilihan terakhir, setelah menyiagakan berbagai fasilitas yang ada di kota dan kabupaten di Jatim.

Wahid pun mengaku akan memilih ruangan yang sesuai dengan kondisi gedung dan fasilitas yang ada.

"Minimal ada karpet untuk istirahat. Protokol kesehatan juga harus diterapkan yakni satu ruangan maksimal 20 orang," ucapnya.

Ditanya soal sampai kapan protokol karantina bagi pemudik Jatim ini akan berlaku, Wahid belum memastikan. Ia mengatakan, karantina ini akan berlangsung hingga angka penyebaran COVID-19 di Jatim turun.

"Termasuk proses belajar di rumah juga masih melihat perkembangan kasus COVID-19 ini," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait