URnews

Arif Zulkifli: Konten Wawancara Harus Sesuai Etika Jurnalisme

Shelly Lisdya, Kamis, 15 April 2021 16.19 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Arif Zulkifli: Konten Wawancara Harus Sesuai Etika Jurnalisme
Image: Fenomena Baru Dunia Digital dalam Kacamata UU Pers dan Kode Etik Jurnalis. Sumber: YouTube/ Dewan Pers

Jakarta - Media sosial kini tak lagi sebagai wadah eksistensi diri, melainkan sebagai sarana dalam menyebarkan informasi. Untuk itu, media mainstrem pun turut andil menggunakan media sosial sebagai sarana penyebaran berita.

Sayangnya, banyak dari kalangan umum atau di luar jurnalis yang ikut meramaikan media sosial dengan konten wawancara dengan narasumber. 

Menanggapi fenomena ini, anggota Dewan Pers, Arif Zulkifli mengatakan, mereka dalam hal ini publik figur atau masyarakat umum lainnya yang tidak memiliki background jurnalis membuat konten wawancara dengan narasumber dirasa kurang tepat, apabila tidak memenuhi standar jurnalisme.

Pasalnya, apabila terjadi tindakan di luar dugaan, seperti yang sudah terjadi, maka itu di luar perlindungan Dewan Pers. kendati demikian, ia pun menyatakan, kegiatan tersebut boleh saja dilakukan terlebih dalam memanfaatkan teknologi.

"Sebenarnya banyak contoh kasusnya, tetapi di sini saya menilai kasus etika itu penting dalam pemberitaan," ujar Arif dalam dialog Fenomena Baru Dunia Digital dalam Kacamata UU Pers dan Kode Etik Jurnalis secara virtual, Kamis (15/4/2021).

Ia pun mencontohkan, kasus penyanyi Anji yang mewawancarai seorang dokter perihal COVID-19 kemudian berujung dilaporkan ke polisi. Dalam konteks ini, ia menyebut seharusnya Anji memiliki kredibilitas untuk mewawancarai narasumber. 

"Dalam konteks ini, apakah kita bisa mempercayai kredibilitas narasumber yang kita angkat dalam wawancara khusus, atau kita mengimbangi berita itu, kalau kemudian berita itu salah, problem di sini, mereka tidak memenuhi syarat-syarat pers, sehingga yang dipakai adalah UU di luar UU 40 tentang perlindungan pers," pungkasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait