URnews

AS Kembali Tuduh Cina Coba Retas Penelitian Vaksin COVID-19

Kintan Lestari, Selasa, 12 Mei 2020 10.25 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
AS Kembali Tuduh Cina Coba Retas Penelitian Vaksin COVID-19
Image: Reuters melalui www.weforum.org

Washington - Amerika Serikat dan Cina kembali saling tuding mengenai virus corona. Kali ini Amerika Serikat menuding Cina bahwa mereka berusaha mencuri penelitian tentang pengembangan vaksin virus corona.

Biro Investigasi Federal AS dan ahli keamanan dunia maya yakin peretas Cina sedang mencoba mencuri penelitian tentang pengembangan vaksin melawan virus corona.

Wall Street Journal dan New York Times melaporkan kalau FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana untuk mengeluarkan peringatan tentang peretasan Cina ketika pemerintah dan perusahaan swasta berlomba untuk mengembangkan vaksin untuk COVID-19.

Para hackers itu juga menargetkan informasi dan kekayaan intelektual tentang perawatan dan pengujian untuk COVID-19.

Para pejabat AS yakin hackers tersebut tidak bergerak sendiri, mereka menuduh para peretas itu terkait dengan pemerintah Cina. Mereka akan mengirimkan peringatan beberapa hari lagi.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian menolak tuduhan yang dilontarkan AS itu. Ia mengatakan Cina dengan tegas menentang semua serangan dunia maya.

"Kami memimpin dunia dalam pengobatan COVID-19 dan penelitian vaksin. Adalah tidak bermoral menargetkan China dengan rumor dan fitnah tanpa adanya bukti," kata Zhao seperti dikutip dari Channel News Asia.

Sementara Presiden AS Donald Trump terkait masalah ini belum tidak mengonfirmasi apapun. Ia berkata "akan melihatnya dari dekat".

Peringatan ini menambah panjang daftar peringatan dan laporan yang dikeluarkan AS yang menuduh para hackers yang didukung pemerintah Iran, Korea Utara, Rusia, dan Cina melakukan aktivitas jahat terkait pandemi, dari mengeluarkan berita palsu hingga menargetkan pekerja dan ilmuwan.

The New York Times mengatakan itu bisa menjadi awal serangan balik yang disetujui secara resmi oleh agen-agen AS yang terlibat dalam perang cyber, termasuk Komando Cyber ​​Pentagon dan Badan Keamanan Nasional.

Minggu lalu Inggris dan Amerika Serikat memperingatkan adanya peningkatan serangan dunia maya terhadap para profesional kesehatan yang mana berkaitan dengan respon virus corona oleh penjahat terorganisir "sering dikaitkan dengan aktor negara lain".

Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris dan Badan Keamanan Infrastruktur Cybersecurity dan Infrastruktur AS mengatakan mereka telah mendeteksi taktik "penyemprotan kata sandi" berskala besar--taktik dimana peretas yang mencoba mengakses akun melalui kata sandi yang biasa digunakan--yang ditujukan untuk badan kesehatan dan organisasi penelitian medis.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait