URnews

Awal Ramadan 2023 Diprediksi Bareng, Lebaran yang Beda

Urbanasia, Kamis, 9 Maret 2023 11.06 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awal Ramadan 2023 Diprediksi Bareng, Lebaran yang Beda
Image: Ilustrasi Ramadan. (Pixabay)

Jakarta - Salah satu yang menjadi pembahasan saat menjelang bulan Ramadan adalah terkait perbedaan awal bulan yang kerap terjadi antara pemerintah dan organisasi keagamaan, seperti Muhammadiyah. 

Tak jarang antara Pemerintah dan Muhammadiyah ini berbeda dalam menetapkan awal Ramadan. Hal yang sama juga kerap terjadi saat menetapkan Hari Raya Idul Fitri atau lebaran. 

Menurut Ahli Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Thomas Djamaluddin, perbedaan ini terjadi karena bedanya kriteria dari masing-masing pihak. 

Dalam hal ini, perbedaan terjadi bukan karena metode hisab dan rukyat, melainkan karena kriteria seperti wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah, imkan rukyat yang digunakan Nahdlatul Ulama, dan sebagainya. 

"Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru," kata Thomas melansir laman resmi BRIN, Kamis (9/3/2023).

Menurutnya, hisab tidak bisa berdiri sendiri dalam menentukan prakiraan masuknya awal Ramadan. Sehingga kriteria itu menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab.

Thomas menjelaskan, patokan hilal yang digunakan merupakan kriteria yang didasarkan pada dalil agama dan kajian astronomis yang sahih.

Terkait awal Ramadan 2023, Thomas memprediksi akan bersamaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah. 

Menurutnya, kesamaan ini terjadi ketika posisi bulan pada magrib tanggal 22 Maret sudah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat (3-6,4). 

“Dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal (WH). Jadi seragam versi (3-6,4) dan (WH) bahwa 1 Ramadan 1444 pada 23 Maret 2023,” kata dia. 

Di sisi lain, Thomas memprediksi adanya kemungkinan perbedaan hari raya Idul Fitri. 

Hal ini terjadi karena adanya prediksi posisi bulan belum memenuhi kriteria MABIMS 3 derajat pada 20 April 2023 namun sudah memenuhi Wujudul Hilal.

“Jadi ada potensi perbedaan: Versi (3-6,4) 1 Syawal 1444 pada 22 April 2023, tetapi versi (WH) 1 Syawal 1444 pada 21 April 2023,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Thomas menegaskan perbedaan ini akan terus berulang selama belum disepakatinya kriteria awal bulan Hijriyah. Dalam hal ini, ia menegaskan pentingnya otoritas tunggal untuk menyepakatinya. 

Ketika ada otoritas tunggal, maka ia akan menentukan kriteria dan batas tanggalnya yang akan diikuti semua pihak. Inilah yang tidak terjadi pada masa sekarang. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait