URstyle

Awas, 4 Masalah Gizi Ini Bisa Picu Stunting!

Tim Urbanasia, Rabu, 1 Februari 2023 13.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awas, 4 Masalah Gizi Ini Bisa Picu Stunting!
Image: Ilustrasi berat badan bayi. (Freepik/Rawpixel)

Jakarta - Memperhatikan masalah gizi merupakan salah satu langkah penting dalam proses pertumbuhan anak. Pasalnya, persoalan itu bisa berimbas pada angka prevalensi stunting.

Menurut Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi, setidaknya ada empat permasalahan kesehatan gizi anak yang perlu diatasi.

"Kalau mau menurunkan stunting maka harus menurunkan masalah gizi sebelumnya yaitu weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk," ujar Endang, melansir laman Kemenkes, Rabu (31/1/2023).

Endang mengatakan, angka prevalensi stunting bisa menurun jika keempat masalah gizi yang ia sebutkan juga mengalami penurunan. Begitu pun sebaliknya.

Lebih lanjut, pencegahan stunting sebaiknya dilakukan sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, atau 1000 hari pertama kehidupan sang anak.

Pertumbuhan anak setelah lahir juga harus dipantau secara rutin setiap bulan. Pasalnya, dari situlah kita bisa mendeteksi adakah gangguan dalam masa pertumbuhan anak.

Menurut Endang, perkembangan berat badan anak yang tidak sesuai standar (weight faltering) menjadi akar dari permasalahan terkait gangguan pertumbuhan pada anak.

"Anak-anak yang weight faltering apabila dibiarkan maka bisa menjadi underweight dan berlanjut menjadi wasting. Ketiga kondisi tersebut bila terjadi berkepanjangan maka akan menjadi stunting," lanjutnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mengambil langkah dengan memberikan supply makanan berupa biskuit sebagai makanan tambahan untuk anak.

Pemberian tambahan makanan ini dilakukan oleh Posyandu. Nantinya mereka akan menyajikan menu khusus yang sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

"Jadi kita sudah mulai tahun 2022 di 16 kabupaten/kota, karena kami mau lihat pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal bisa dilakukan tidak," kata Endang.

Sampel pemberian makanan tambahan di 16 kabupaten/kota ini termasuk Jawa Tengan, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Selatan. Sementara untuk 389 wilayah sisanya akan dilanjutkan mulai tahun ini.

Sosialisasi dan edukasi pada ibu tentang kebutuhan gizi anak juga tak kalah penting. Tujuannya untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024.

Disebutkan, faktor yang mendukung penurunan stunting di antaranya adalah inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian protein hewani serta konseling kebutuhan gizi.

Masing-masing faktor tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2021. Sayangnya, angka pemberian ASI eksklusif pada anak hingga usia 6 bulan justru menurun.

Maka dari itu, pemerintah akan menggalakkan kinerjanya yang berfokus pada masa kehamilan dan pertumbuhan anak usia 6-23 bulan.

"Pencegahan stunting jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting," pungkas Endang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait