URstyle

4 Kiat Memutus Rantai Stunting pada Balita, Dimulai dari Pola Makan Ibu!

Urbanasia, Rabu, 11 Januari 2023 10.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
4 Kiat Memutus Rantai Stunting pada Balita, Dimulai dari Pola Makan Ibu!
Image: Ilustrasi ibu menyuapi bayi (pexels/andreapiacquadio)

Jakarta - Stunting merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi perkembangan generasi muda Indonesia. Berdasarkan data Kasus Gizi Indonesia, 24,4 persen balita di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2021 lalu. 

Stunting atau gizi buruk tentu harus diatasi. Pasalnya, kekurangan gizi bisa berakibat fatal bagi anak, termasuk mengganggu tumbuh kembang mereka sebagai generasi penerus bangsa.

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Diana Felicia Suganda, mengatasi stunting tidak bisa hanya fokus pada pemenuhan gizi anak saja. Pasalnya, orangtua, utamanya ibu, memiliki peran penting karena merupakan sosok yang menentukan keseimbangan gizi. 

Keseimbangan gizi di sini lagi-lagi bukan soal anak. Ibu sendiri juga diminta untuk memperhatikan asupan gizi dan pola makan untuk memutus rantai stunting. 

“Dengan kebiasaan gaya hidup dan pola makan yang seimbang, masyarakat Indonesia, khususnya anak dan ibu, dapat terbebaskan dari siklus rantai stunting,” kata Diana.

Nah dalam hal ini, Diana membagikan 4 kiat untuk memutus rantai stunting di Indonesia. Yuk simak!

1. Pola Makan Ibu

Seperti yang disampaikan di atas, ibu memainkan peran penting dalam memutus rantai stunting. Diana mengatakan, pola makan ibu merupakan cerminan pola makan anak. 

Untuk itu, perempuan Indonesia perlu memperhatikan pola makan sehat dengan asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri, bahkan dari mulai beranjak remaja dan sebelum menikah. 

2. Gizi Seimbang Sejak Kehamilan

Asupan gizi yang tidak seimbang mendatangkan risiko bagi janin dan ibu hamil. Risiko itu antara lain anemia, sembelit, hipertensi, diabetes gestational, hingga hiperemesis gravidarum atau mual dan muntah berlebih. 

Menurut Diana, ibu hamil dengan asupan gizi buruk atau stunting berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), sehingga sangat rentan terhadap stunting. 

Oleh karena itu, Diana menyarankan para perempuan dan ibu hamil memenuhi asupan energi dan protein, asam lemak dan asam folat, serat, zat besi, serta vitamin dan mineral.

3. Tak Ragu Tanya Dokter

Demi balita bebas stunting, orangtua harus rutin berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, perkembangan teknologi juga harus dimanfaatkan untuk mencari informasi yang berguna dalam hal ini.

Selain bertanya pada dokter, orangtua juga bisa mencari tahu resep makanan sehat dengan gizi seimbang yang bisa dihidangkan pada anak-anak mereka. 

4. Isi Piringku

Kondisi stunting pada anak tidak bisa berubah. Data Studi Kasus Gizi Indonesia telah menunjukkan bahwa dari 34 Provinsi di Indonesia, hanya 1 provinsi sudah termasuk dalam kategori gizi baik. 

Untuk mencapai perbaikan gizi anak di seluruh Indonesia, perlu diperhatikan masa kritis perkembangan anak, salah satunya adalah dalam 1000 hari pertama kehidupannya (HPK), yang dimulai dari 270 hari masa kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau 730 hari.

Meski demikian, kata Diana, stunting masih bisa dicegah demi menciptakan masa depan generasi muda yang lebih baik. Orangtua bisa menjaga asupan gizi dengan menerapkan Isi Piringku, yaitu dalam satu piring yang berisi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein.

Terkait Isi Piringku ini, Royco telah mendukung acuan Kementerian Kesehatan itu melalui Royco NutriMenu. Program ini sudah menjangkau hampir 17 juta orang di 22 provinsi di Indonesia sejak 2019.

Dalam hal ini, Royco telah bekerja sama dengan PKK, BKKBN, PNM, IBI, serta LSM dan akan terus bekerja sama dengan pemerintah serta sektor swasta untuk mengatasi permasalahan stunting di Indonesia. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait