URoto

Bagaimana Etika dan Aturan Membunyikan Klakson di Jalan Raya?

Anisa Kurniasih, Selasa, 11 Januari 2022 18.54 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bagaimana Etika dan Aturan Membunyikan Klakson di Jalan Raya?
Image: Ilustrasi Mobil. (Pixabay/bertsz)

Jakarta - Klakson menjadi kelengkapan kendaraan yang berfungsi sebagai alat komunikasi dengan pengguna jalan lain. Klakson merupakan peranti wajib yang harus ada pada sebuah mobil atau kendaraan lainnya khususnya di Indonesia dan umumnya di seluruh dunia. 

Kewajiban mengenai klakson ini sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.

Namun perlu diingat, penggunaan klakson tidak boleh asal pencet dan harus mengikuti etika yang berlaku guys. Pasalnya,menggunakan klakson yang berlebihan dan tidak memperhatikan etika malah bisa saja menimbulkan konflik di jalan raya.

Klakson pada mobil didesain dengan tingkat kebisingan tertentu, sehingga bisa digunakan untuk simbol menyapa atau peringatan. Dalam peraturan pemerintah, suara klakson ini harus dapat terdengar dalam jarak 60 meter dengan rentang bunyi paling rendah berada di 83 desibel (dB) dan maksimal di 118 dB. Pada umumnya, manusia normal mampu mendengar suara berfrekuensi 20-20.000 Hz dengan tingkat kekerasan di bawah 80 dB.

Lantas, kapan kita harus membunyikan klakson?

Mengutip laman Mitsubishi Motors, dalam etika berkendara, untuk bisa menggunakan klakson, kamu harus bisa memposisikan diri sendiri sebagai orang lain yang mendengar suara klakson itu. Layaknya orang yang berbicara, penggunaan klakson menunjukan tingkat kesopanan seorang pengendara dalam berkomunikasi dengan pengendara lain. Sebaiknya saat membunyikan klakson sebaiknya jangan sampai mengganggu pengendara lain.

Penggunaan klakson yang paling tepat adalah saat akan menyalip kendaraan lain. Cukup bunyikan klakson sekali atau dua kali dengan durasi pendek dan kedipkan lampu dim. Pengemudi di depan akan paham bila kamu akan menyalip, sehingga menjaga posisinya dan akan memberi jalan. Bahkan klakson juga bisa menjadi ucapan terima kasih antar pengemudi ketika sudah diberi jalan oleh pengemudi lainnya.

1615546349-nyetir-mobil-pixabay-bobtheskater.jpgSumber: Ilustrasi menyetir mobil (Pixabay/bobtheskater)

Kamu juga bisa memberi peringatan pengguna jalan lain dengan membunyikan klakson saat melewati jalur pegunungan yang berliku atau jarak pandang terbatas. Bunyikan klakson agak panjang dua kali, biasanya kendaraan dari arah berlawanan akan membalas klakson.

Membunyikan klakson yang tidak baik adalah saat lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau, pasti kamu sering mendengar pengguna kendaraan yang langsung membunyikan klakson supaya pengendara yang ada di depan segera jalan. Padahal guys, secara etika itu tidak baik, karena seolah-olah kamu meneriaki kendaraan di depan untuk segera maju. 

Baiknya, gunakan klakson singkat apabila kendaraan di depanmu tidak kunjung maju padahal lampu sudah hijau cukup lama, ini akan terkesan lebih sopan.

Beda negara beda kebiasaan

Nah, penggunaan klakson ini juga tergantung pada masing-masing negara ya Urbanreaders. Karena beda negara berarti beda budaya dan juga kebiasaannya.

Biasanya di negara-negara maju seperti negara di Eropa, Amerika, dan juga Jepang, kamu tidak akan sering mendengar suara klakson kendaraan, bahkan hampir tidak pernah terdengar. Pengemudi di negara ini sudah lebih taat pada aturan lalu lintas sehingga minim pelanggaran yang membuat pengendara lain harus membunyikan klakson sebagai isyarat.

Di negara-negara tersebut, biasanya pengemudi hanya membunyikan klakson jika mereka sudah terlampau kesal atau marah yang berarti ada pengendara atau pengguna jalan lain yang melanggar lalu lintas.

Hal itu berbeda dengan negara seperti Indonesia yang budaya membunyikan klakson seperti sudah menjadi keharusan dan menjadi hal yang wajar. Apalagi di negara seperti India dan juga Vietnam, mungkin kamu akan pusing jika tidak mendengar suara klakson yang saling bersahutan setiap saat. 

Faktor kedisiplinan dalam berkendara dan juga tertib berlalu lintas menjadi penting, karena jika sudah tertib dan semua patuh pada aturan lalu lintas maka tidak perlu lagi membunyikan klakson di jalan raya. Itulah yang membedakan etika dalam menggunakan klakson, jika masih banyak yang tidak tertib di jalan raya maka suara klakson kendaraan pun akan terus terdengar.

Tapi ada juga area yang tidak boleh membunyikan klakson ya, biasanya ditandai dengan rambu lalu lintas yang berupa gambar terompet dicoret. Umumnya area yang ada rumah ibadah dan juga rumah sakit akan ada rambu larangan ini, guys.

Begitu juga ketika sudah malam hari, etikanya lebih baik tidak membunyikan klakson namun hanya cukup dengan menggunakan lampu jauh saja sebagai isyarat pengganti klakson.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait