URnews

Bahas Pagar Alun-Alun Utara, Putri Keraton Yogyakarta Bikin Netizen Geram

Nivita Saldyni, Rabu, 7 Juli 2021 13.50 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bahas Pagar Alun-Alun Utara, Putri Keraton Yogyakarta Bikin Netizen Geram
Image: GKR Condrokirono (Dok. Keraton Yogyakarta)

Yogyakarta - Keraton Yogyakarta tengah jadi sorotan netizen, khususnya warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini disebabkan oleh cuitan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono pada Minggu (4/7/2021) mengenai pagar di sekeliling Alun-Alun Utara.

Berdasarkan penelusuran Urbanasia, hal ini berawal dari cuitan akun Twitter @ugmtoday yang mengkritik keputusan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X tentang dana operasional Satgas COVID-19 dibebankan kepada warga. Dari cuitan itulah muncul pertanyaan tentang alasan Alun-alun Utara yang kini dipagari dari salah seorang netizen.

"Beneran tanyaa, itu mageri lapangan buat apa sih fungsinya? Alkid ga sekalian tuh dipagerin juga? Wkwk," kata salah seorang netizen.

Cuitan itu ternyata menarik perhatian Keraton Yogyakarta. GKR Condrokirono yang merupakan Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura atau sekretariat negara Keraton Yogyakarta pun tak tinggal diam dan membalas cuitan itu.

"Alun-alun itu pekarangan rmh bagi Raja, utk di jaga agar tdk kumuh. Bagaimana kalau pekarangan rmh kalian dibuat kumuh oleh org lain ? Org2 skrg berbeda dgn org jaman dl yg tau cara menghargai org lain," balas perempuan berusia 46 tahun itu.

Tanggapan putri kedua Sri Sultan Hamengkubuwono X itu pun menuai respons yang beragam dari netizen. Tentu, tak sedikit di antaranya malah 'menyerang' alasan tersebut.

"Lho kok begitu toh Gusti... Alun-alun di daerah lain kan tempat publik, masyarakat dapat memanfaatkan untuk bersosial. Seharusnya alun-alun menjadi tempat Raja hadir bersama Rakyat kan? Apakah Raja tidak butuh Rakyat, sehingga alun-alun dipagari..?," tanya salah seorang netizen menanggapi cuitan Gusti Kirono.

"Kalo itu dianggap pekarangan rumah, mbenahinya pake uang sendiri dong jangan uang rakyat. Kalo ada sodara sakit yo prioritaskan bantu sodara dulu bukannya malah mikirin pekarangan. Logikanya  ," cuit netizen lainnya.

Perlu Urbanreaders ketahui, pagar di bagian tepi Alun-alun Utara Yogyakarta itu sudah ada sejak Juli 2020 lalu. Pemasangan pagar besi itu menggunakan dana keistimewaan (Danais) dan memakan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho pada Juni 2020 lalu. Kepada wartawan, Aris mengatakan proyek ini dilakukan dalam rangka mengembalikan bentuk asli sekaligus penanda keistimewaan Yogyakarta. 

Hal ini lah yang membuat sejumlah netizen 'protes' dan mempertanyakan alasan penggunaan dana tersebut sebagai respons dari cuitan Gusti Kirono tersebut.

"Kenapa 2,3m tdk dialokasikan untuk memodifikasi suatu lokasi buat RS darurat covid. Skrg bed RS di jogja pada penuh, pilihan terakhir ya isoman. Isoman sangat beresiko tinggi menularkan ke seluruh anggota keluarga. Harusnya jogja ada tempat besar spt wisma atlet. Ini darurat," pungkas netizen lainnya.

"Danais e nggo gawe pager, woyo2, lan koordinasi," cuit netizen lain.

Tak lama, hal tersebut pun langsung direspons oleh Gusti Kirono. Ia menyatakan bahwa Danais sudah dipotong untuk COVID-19 sejak 2020.

"Danais sdh di potong dr thn lalu utk Covid19," tegasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait