URnews

Bakal Produksi Massal, Alat Skrining GeNose C19 Dibanderol Rp 15 ribu

Shelly Lisdya, Jumat, 8 Januari 2021 19.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bakal Produksi Massal, Alat Skrining GeNose C19 Dibanderol Rp 15 ribu
Image: Alat pendeteksi COVID-19. GeNose C19. (Dok. Humas UGM)

Jakarta - Sebentar lagi, GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose akan diproduksi massal. Hal ini karena pemerintah terus mendorong agar alat pendeteksi atau skrining COVID-19 ini dapat digunakan oleh masyarakat.

Rencananya Februari mendatang, GeNose C19 akan diproduksi sekitar lima ribu unit. Dan pada Maret, akan diproduksi hingga 10 ribu unit.

"Kami akan membantu UGM untuk mencari mitra industri untuk dapat memproduksi lebih banyak lagi," ujar Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro salam acara penyerahan GeNose C19 dan CePAD dari Kemenristek/BRIN ke Kemenko PMK, Kamis (07/01).

Sementara untuk alat pendeteksi berbasis antigen CePAD milik Universitas Padjadjaran (Unpad) ditargetkan akan diproduksi sebanyak 500 ribu unit setiap bulannya. 

Bahkan, meski belum diproduksi, Bambang mengaku sudah banyak pesanan untuk alat skrining hasil karya anak bangsa tersebut.

Sedangkan bicara soal harganya, GeNose C19 akan dibanderol dengan kisaran harga Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu untuk sekali test.

Dari uji validasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) GeNose C19 memiliki tingkat sensitivitas sebesar 92 persen dan spesifitas 95 persen. 

Sekadar diketahui, GeNose C19 merupakan inovasi pertama di Indonesia yang digunakan untuk pendeteksian COVID-19 melalui hembusan napas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.

GeNose C19 juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.

Disisi lain, GeNose C19 telah menjalani uji profiling di RS Bhayangkara Polda DIY dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro, Bantul dengan akurasi sistem lebih dari 95 persen.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait