URnews

Banjir di Malang: Ada Sumbatan Air dan Drainase Tak Kunjung Usai

Shelly Lisdya, Rabu, 20 Januari 2021 14.11 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Banjir di Malang: Ada Sumbatan Air dan Drainase Tak Kunjung Usai
Image: Wali Kota Malang, Sutiaji ketika meninjau Jembatan Bandulan. (Humas Pemkot Malang)

Malang - Curah hujan yang tinggi pada Senin (18/1/2021) di Kota Malang, Jawa Timur membuat sebagian wilayah di empat kecamatan tergenang air atau banjir. 

Dari beberapa wilayah tersebut, yang paling parah dan sempat viral di media sosial adalah di Jembatan Bandulan atau di Jalan Jupri. Jembatan ini karena terletak di tikungan dan jalan tanjakan. Genangan air yang cukup tinggi membuat pengendara yang melintas pun oleng dan hampir jatuh.

Untuk itu, Wali Kota Malang, Sutiaji beserta jajaran langsung meninjau lokasi pada Selasa (19/1/2021) kemarin. Ternyata, akibat banjir tak lain adalah adanya sumbatan air yang mengarah ke Sungai Metro. 

"Hal ini perlu normalisasi. Ternyata kemarin informasinya banyak penutupan-penutupan selokan, yang menyebabkan air menggenang," katanya.

Dengan demikian, ia memerintahkan lurah dan camat setempat agar segera melakukan normalisasi. Hal ini bertujuan agar genangan air tidak membahayakan pengendara yang melintas.

"Pak Camat dan Bu Lurah telah saya minta menyampaikan hal ini (sosialisasi) kepada warga. Kita lihat saja dari atas karena air tidak bisa masuk ke selokan mau nggak mau terus ke jalan," lanjut Sutiaji.

Sementara itu, kepala DPUPRPKP Kota Malang, Hadi Santoso mengatakan, jika pihaknya akan secepatnya melakukan normalisasi dan meminta kepada masyarakat untuk tidak menutup saluran air dengan beton cor.

"Saluran ditutup beton cor oleh warga. Pak wali memerintahkan unruk segera membuat afur sebanyak mungkin," ungkapnya.

Tak hanya itu, penyebab banjir di Kota Malang adalah masalah drainase yang tak kunjung selesai. Dalam hal ini, Anggota Komisi C DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman pun ikut menyoroti.

Ia meminta kepada pihak pemerintah kota untuk segera memetakan kembali mana drainase yang berfungsi ataupun tidak.

"Drainase yang tidak berfungsi itu banyak sedimen dan tanah. Harus membuat masterplan secara keseluruhan," katanya.

Sistem drainase di pemukiman haruslah terintegrasi dengan baik. Terlebih, saat ini di Kota Malang pertanian sudah dialihkan menjadi perumahan, sehingga penyerapan air mulai berkurang ditambah kiriman air dari Kota Batu kala hujan datang.

"Serapan air mulai berkurang karena lahannya habis. Harus dibuat drainase sesuai dengan kondisi Kota Malang saat ini," tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait