URnews

Bantu Penanganan COVID-19, Menteri dan Wamen Malaysia Rela Nggak Digaji

Nivita Saldyni, Rabu, 2 Juni 2021 09.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bantu Penanganan COVID-19, Menteri dan Wamen Malaysia Rela Nggak Digaji
Image: Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin (Dok. Kantor Perdana Menteri Malaysia)

Kuala Lumpur - Para menteri dan wakil menteri Malaysia bakal tak menerima gaji selama tiga bulan, mulai Juni hingga Agustus 2021. Gaji mereka bakal disalurkan untuk membantu penanganan pandemi COVID-19 di negara tersebut.

Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin saat mengumumkan bantuan keuangan pemerintah di bawah Pemerkasa Plus, Senin (31/5/2021) malam. Ia mengatakan gaji para menteri dan wakilnya itu bakal disalurkan langsung ke rekening Dana Bantuan Bencana Nasional untuk COVID-19.

"Seperti yang telah diamalkan semasa Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) pertama tahun lalu, saya ingin memaklumkan tanda sokongan barisan Menteri dan Timbalan Menteri dengan tidak mengambil gaji selama tiga bulan mulai Jun 2021," dalam pidatonya, Senin (31/5/2021) malam yang disiarkan di televisi nasional dan dikutip Urbanasia dari New Straits Times, Rabu (2/6/2021).

"Gaji yang tidak diambil ini akan disumbangkan ke dalam Akaun Amanah Bencana sebagai membiayai perbelanjaan berkaitan COVID-19," imbuhnya.

Pengumuman ini disampaikan Muhyiddin bersamaan dengan pengumuman lockdown nasional yang dimulai pada 1 Juni 2021. Hal ini diambil karena adanya lonjakan kasus COVID-19 sejak beberapa waktu terakhir.

Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (29/5/2021) lalu, Malaysia melaporkan 9.020 kasus baru COVID-19. Ini merupakan kasus harian tertinggi sejak awal pandemi di negara tersebut. Menurut catatan, itu adalah hari kelimasecara berturut-turut Malaysia mencatat rekor infeksi barunya.

Sementara saat ini, sudah ada 572 ribu kasus secara nasional. Lewat data tersebut pula diketahui ada 490 ribu  pasien diantaranya yang telah sembuh dan 2.796 orang meninggal dunia.

Untuk itu pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown selama dua minggu, mulai Selasa (1/6/2021) lalu. Adapun selama masa penguncian ini, hanya ada 17 sektor penting yang diizinkan beroperasi. Di antaranya sektor kesehatan, telekomunikasi dan media, makanan dan minuman, utilitas serta perbankan.

Oleh sebab itu pemerintah meminta partisipasi semua pihak untuk melawan COVID-19. Apalagi, Senin (31/5/2021) lalu Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa Malaysia 'belum keluar dari masalah'.

"Tolong tetap di rumah dan lakukan self-lockdown. Jika Anda perlu menghadiri hal-hal mendesak, harap patuhi semua SOP. Berdoalah agar penguncian ini akan meratakan kurva pada waktunya,” kata Noor dikutip dari Channel News Asia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait