Bareng Tokopedia, 11 Brand Sepatu Lokal Kolaborasi Bangkitkan Industri Lokal
Jakarta - Pandemi COVID-19 berdampak ke semua sektor usaha, termasuk usaha sepatu lokal. Untuk itu, usaha sepatu lokal perlu memutar otak guna bertahan di tengah situasi ini.
Solusi muncul dari kolaborasi Tokopedia dan Never Too Lavish (NTL) serta 10 pegiat usaha lokal lainnya. Bersama-sama mereka menghadirkan gerakan bertajuk Bersebelas #MelangkahBareng.
“Upaya bersama ini ditujukan untuk mendukung para pegiat UMKM sepatu lokal mempertahankan bisnis dan lapangan pekerjaan di tengah pandemi sekaligus mendorong lebih banyak masyarakat memakai produk dalam negeri,” kata Senior Lead Fashion Tokopedia, Aldhy Darmayo.
Terlebih belakangan ini di Tokopedia ada peningkatan transaksi produk sepatu sebanyak hampir dua kali lipat.
Founder NTL, Bernhard Suryaningrat atau yang akrab disapa Abeng, menyampaikan gerakan ini merupakan wujud dukungan terhadap seniman dan pelaku industri lokal untuk bangkit bersama.
“Gerakan Bersebelas #MelangkahBareng ini adalah wujud dukungan terhadap sesama seniman dan pelaku industri lokal untuk bangkit bersama. Dengan pemanfaatan platform digital seperti Tokopedia, industri sepatu lokal diharapkan bisa lebih maju bahkan di tengah pandemi,” paparnya.
Sumber: Aldhy Darmayo, Bernhard Suryaningrat, dan Denis Juherman di webinar Gerakan Bersebelas #MelangkahBareng siang ini (12/3/2021).
Pada kampanye ini, Tokopedia dan NTL berkolaborasi dengan 10 merek sepatu lokal lainnya, yaitu Patrobas, Pijakbumi, Fuse Concept, Nokha, Seji, Exodos, Ortuseight, FYC, Rafheoo dan Brodo.
Setiap bulannya, 11 merek ini akan merilis produk hasil kolaborasi bertajuk ‘Bersebelas Series’ yang bisa didapatkan di Tokopedia.
Content Creator dan Pecinta Sepatu, Denis Juherman, mengapresiasi kolaborasi ini.
“Selama pandemi, semakin banyak merek sepatu lokal yang menawarkan berbagai produk dengan kreativitas dan kualitas yang tidak kalah saing dengan produk luar. Harapannya, melalui kolaborasi ini, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengenal dan memakai produk Indonesia,” ukar Denis.
Aldhy berharap akan semakin banyak pihak yang lebih gencar berkolaborasi dalam membantu pegiat usaha di Indonesia, khususnya UMKM, terus berkontribusi memulihkan ekonomi. Mengingat UMKM berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia.
“Sudah waktunya kita menjunjung lebih tinggi rasa bangga buatan Indonesia, sebuah kebiasaan yang dapat mendorong para UMKM bisa meraja di negeri sendiri, demi membawa perekonomian nasional yang lebih mandiri,” tutup Aldhy.